Jahe (Zingiber officinale Roxb.)

Kandungan kimia
Rimpang mengandung 0,6-3% minyak atsiri yang terdiri α-pinen, β fellandren, borneol, camfen, limonen, Linalool, citral, nonilaldehid, desilaldehid, metilheptenon, sineol, bisabolen, 1-β-kurkumen, farnesen , humulen, 60% Zingiberen dan zingiberole menguap (zat pedas gingerol yaitu: (6)-gingerol 60-85%; (4)-Gingerol; [8]-gingerol 5-15%, [10]-gingerol 6-22% (12)-Gengerol; (6)-metilgingerdiol; Zogaol, Zingeron; (6)-Gingerdiol; (8)-Gingerdiol; (10)-Gingerdiol; Diarilheptanoida, Diaryl-3-hidroksi-5-heptanon, aril-kurkumen, -bisabolon, (E)--farnesen.

Minyak atsiri Jahe yang tumbuh di Australia mengandung monoterpen sebagai komponen mayoritas seperti camfor, β -fellandren, geranial, neral, linalool.  Minyak atsiri jahe yang tumbuh di Vietnam terdiri dari 2/3 bagian monoterpen dan 1/3 bagian sesquiterpenen.  Sebagian komponen minyak atsiri rimpang jahe adalah Zingiberen dan suatu seskuiterpen hidrokarbon.  Aroma minyak atsiri jahe disebabkan karena Zingiberol (suatu campuran isomer cis dan trans β -eudesmol).  Komponen minyak atsiri lainnya adalah suatu monoterpen hidrokarbon  dan  monoterpen alcohol seperti α-pinen, limonen, borneol.6,8,14)
Kebutuhan minyak atsiri jahe bisa pesan di www.minyak-atsiri.com.

Efek biologik
Efek biologik jahe dikaitkan dengan kandungan senyawa yang berasa pedas. Disebutkan bahwa senyawa itu mempunyai efek memacu reseptor termoregulasi yang akan mempengaruhi usus dan sekresi empedu secara reflektoris. Telah ditunjukkan bahwa minyak atsiri dan 6-gingerol serta 10-gingerol merupakan senyawa yang bertanggung jawab terhadap efek kolagoga jahe. Disamping itu, 6-gingerol, 6-gingerdion dan 10-gingerdion mempunyai efek menghambat biosintesis prosta-glandin.15) Efek lain telah dilaporkan bahwa infusa jahe ternyata memberikan potensi pada trakhea kelinci terpisah yang telah dipacu dengan bronko-konstriktor sehingga secara logika kurang menguntungkan jika digunakan pada penyakit asma, walaupun efek pada percobaan in vitro tidak selamanya sama dengan efek klinisnya. Jahe juga dilaporkan mempunyai aktivitas proteolitik dan mampu menghambat pertumbuhan Pseudomonas solanacearum.

Pada pemberian intragastrikal 200 ml dekok 25% akan terjadi stimulasi selama 24 jam yang diikuti dengan sekresi cairan lambung. Pada takaran 0,1; 0,5 dan 1 gram jahe dapat terjadi peningkatan cairan lambung dan asam lambung (metode Pavlof) pada anjing puasa.

Juice rimpang segar terbukti memiliki efek hipoglikemik terhadap kelinci dan mencit puasa. Turunnya kadar gula darah secara drastis pada hewan percobaan sehat (kadar gula normal) sedang diteliti mekanismenya.3)

Efek emetika yang diakibatkan karena kupri-sulfat pada anjing dapat ditekan pada pemberian intragastrikal; akan tetapi tidak menghambat efek emetika yang diakibatkan dari apomorfine atau digitalis pada merpati (mempunyai efek antiemetika perifer). Efek antiemetika disebabkan dari Zingeron, Zogaol (Shogaol).

Secara in vitro Zingeron dan Zogaol dapat menghambat pertumbuhan Salmonella typhi dan Vibrio cholerae. Ekstrak air (1:1) dapat menghambat pertumbuhan Trichophyton violaceum.6)

Serbuk Jahe dapat digunakan untuk mencegah terjadinya muntah akibat mabuk kendaraan.7) Selain itu memiliki potensi sebagai antiinflamasi.3)

Kegunaan di masyarakat
Digunakan sebagai peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh kentut, peluruh haid, pencegah mual dan penambah nafsu makan.2)

Cara pemakaian di masyarakat
Mengobati masuk angin
Rimpang jahe ½ jari, rimpang lempuyang wangi ½ jari, rimpang bengle 1/3 jari, rimpang cekur ¾ jari, adas ½ sendok the, pulosari ½ jari, gula-enau 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, direbus dengan air bersih 4 gelas sehingga hanya tinggal kira-kira ¾ nya. Sesudah dingin disaring lalu diminum (3 x sehari ¾ gelas).9)

Mengobati muntah-muntah
Rimpang jahe ¾ jari dicuci lalu diiris tipis-tipis, diseduh dengan air panas ¾ cangkir dan madu 1 sendok makan suam-suam kuku diminum (2 x sehari).9)

Mengobati migran/pusing sebelah
Rimpang jahe ½ jari, rimpang lempuyang pahit ½ jari, rimpang cekur ¾ jari, adas ½ sendok teh, pulosari ¾ jari, dicuci lalu ditumbuk halus-halus, diramas dengan air masak 4 sendok makan dan madu murni 2 sendok makan, diperas dan disaring lalu diminum ( 3 x sehari masing-masing 2 sendok makan).9)


Deskripsi Tanaman

Suku      : Zingiberaceae
Sinonim : Amomum zingiber L.

Perawakan : Herba, langsing, 0,3 - 1 m.
Rimpang (Rhizome) merupakan batang asli di bawah tanah, potongan kuning atau jingga.
Batang semu : menampakkan kedudukan daun berseling, hijau.
Daun : helaian bangun garis, panjang 10 - 25 x lebar, pangkal runcing, ujung meruncing mengekor, berambut pada ibu tulang, lainnya gundul, 15 - 25 cm x 8 - 15 mm, tangkai berambut, 2 - 4 mm, lidah memanjang, gundul, 0,75 - 1 cm.
Bunga : majemuk bulir, anak daun pelindung lebih panjang daripada daun pelindung, bulat telur - bulat memanjang, runcing atau tumpul, 2 - 2,5 cm x 1 - 1,5 cm, muncul pada rimpang, bulat telur sempit atau gada terpuntir, 2,5 - 3 x lebar, runcing, 3,5 - 5 cm x 1,5 - 1,75 cm, tangkai karangan gundul lebih dari 25 cm, ruas berambut jarang, 5 - 7 ruas, lanset 3 - 5 cm.
Daun pelindung : sedikit, bulat telur terbalik, ujung membulat, gundul, hijau terang, 2,5 cm x 1-1,5 cm, gigi tumpul. Mahkota: tabung 2 - 2,5 cm, lobus sempit, runcing, kuning kehijauan, 1,5 - 2,5 cm x 2 - 3,5 mm.
Bibir : (labellum) ungu gelap, krem, lobus anterior bulat atau bulat telur terbalik, rata, 12 - 15 x 13 mm. Benang sari : apical appendage ungu, melengkung, 7 mm.
Putik: kepala putik 2 cabang, garis.5)

Waktu berbunga : April
Distribusi : Di Jawa di tanam (tanaman budidaya)

Keanekaragaman
Di temukan adanya cultivar jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah.

Sifat khas
Rasa, rimpang dan bentuk rimpang.

Budidaya
Jahe pada umumnya ditanam di tanah ringan atau yang mudah diolah seperti tanah lempung berdebu, lempung dan liat berpasir yang mengandung bahan organik atau humus. Tumbuh pada ketinggian sampai 900 m d.p.l., tergantung pada klon yang ditanam. Umumnya dikenal 3 klon jahe yaitu jahe putih besar, jahe putih kecil dan jahe merah. Tanaman diperbanyak dengan stek rimpang dari tanaman yang sudah berumur 10-12 bulan. Tanah yang mengandung air berlebihan tidak cocok untuk tanaman jahe sehingga harus diusahakan agar tata pengairan baik.1,11)
Pemupukan : 20 ton/ha pupuk organik (matang) bersama dengan 500 kg/ha, ditambah 200 kg/ha urea, diberikan pada periode 1,2,3,4, dan 5 bulan. Untuk hasil yang baik, pada cuaca kering perlu pemberian air teratur tetapi tidak terlalu banyak.

Pustaka
  1. Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan R.I. hal 120
  2. Anonim, 1985, Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan R.I. hal 27
  3. Atal CK., & BM, Kapur, 1982, Cultivation and Utilization of Aromatic Plants., Regional Research Laboratory., Council of Scientific & Industrial Research., Jammu-Tawi., India., P.206-208,222,744
  4. Atal CK., & BM, Kapur, 1982, Cultivation and Utilization of Medicinal Plants., Regional Research Laboratory., Council of Scientific & Industrial Research., Jammu-Tawi., India., P.517,598
  5. Backer, G.A, and Bakhuizen, R.C.B., 1968, Flora of Java Vol 2, P.Noordhoff, Groningen.
  6. Chang H.M; But, P.P.H; 1987, Pharmacology and Application of Chinese Materia Medica Vol. I The Chinese Medicinal Material Research Centre, The Chinese University of Hongkong.
  7. Hansel R; 1991 Phytopharmaka (Grundlagen und. Praxis); 2.Aufl; Spinger Verlag, Berlin p.153-154
  8. Hegnauer, R., 1986, Chemotaxonomie der Planzen., Band 7., Birkhauser Verlag, Stuttgart
  9. Mardisiswojo, S. & Rajakmangunsu-darso, H., 1987. Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, Balai Pusataka, Jakarta.
  10. Paris, R. R; Moyse M.H; 1981, Matiere Medicale., Tome II, Masson, Paris, p.80
  11. Soediarto, 1985, Tiga Puluh Tahun Penelitian Tanaman Obat, Seri Pengembangan, No.5, Pusat Perpustakaan Pertanian dan Biologi, Bogor.
  12. Tjitrosoepomo G; 1994, Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Gadjah Mada University Press, hal 422.
  13. Wichtl M; 1994, Herbal Drugs and phytopharmaceutical, Medpharm Scientific Publisher, Stuttgart, p.537-539.
  14. Wagner H; 1993, Pharmazeutische Biologie Drogen and Inhattsstoffe. 5 Aufl. Gustav Fischer Verlag-Stuttgart, p.102.
  15. Zwaving, J; 1987, Mid Career Training in Pharmacochemistry, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites