Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)

Suku : Piperaceae
Sinonim : Chavica labilardierei Miq.
                  Chavica maritima Miq.
                  Piper officinarum (Miq.) DC.


Kandungan kimia
Buahnya mengandung minyak atsiri 0,6-0,7%. Di samping itu, terdapat pula alkaloid (piperin) dan suatu senyawa amida yang mirip dengan senyawa yang terkandung dalam Piper longumin yaitu piplartin, piplasterin dan sesamin. Pada bagian batang dapat ditemukan pula harsa, piperin, piplartin, triakontan dan 22,23-dihidro-stigmasterin. Rimpang mengandung piperin, 0,2-0,25% piperlongumin dan lebih kurang 0,002% piperlonguminin.7)


Tanaman ini mengandung alkaloid yang mempunyai inti piperidin dengan ikatan rangkap pada posisi 3,4 (Piperlongumin). Akar tanaman ini mengandung 6 macam alkaloid yaitu, Sefaradion B, Sefaradion A, Sefaranon B, Aristolactam A II, Norsefaradione B, 2-hidroksi-1-metoksi-4H-dibenzoquinolin-4,5(6H)-dione,10-amino-4-hidroksi-3-metoksi fenantrene-1-karboksilik asam laktam (piperolaktam A); 10-amino-4-hidroksi-2,3-dimetoksifenantrene-1-car-boksilik asam laktam (piperolaktan B) dan 2-hidroksi-1-metoksi-6-metil-4H-dibenzo-quinoline-4,5 (6H)-dione (piperadion). Disamping itu ditemukan pula suatu senyawa amida retofraktamida A, B, C, D.5)
Senyawa yang memberikan rasa pedas adalah Piperin, 5-(3,4-dioksimetlene fenil)-2-trans, 4-trans; dan bentuk asam pentadienoik yakni Piperidida. Senyawa-senyawa homolognya, seperti Piperittin (trienoik), Piperanin (monoenoid) dan Piroperine (analog dengan pirolidin) dilaporkan hanya memberikan rasa pedas yang amat lemah atau bahkan tidak memberi rasa pedas. Resapan Ultra Violet pada panjang gelombang 342 nm adalah karakteristik untuk sistem konjugasi diene yang tersambung pada cincin aromatik yang dipakai untuk memperkirakan adanya Piperine dan senyawa lain yang segolongan.2)


Piperine adalah prisma berkerucut satu yang pada awalnya tidak berasa, lama-lama tajam, pedas menggigit, melebur pada suhu 130OC, bersifat netral terhadap lakmus. PK pada 18 drjtC = 12,22 sedikit larut dalam air (pada 18 drjtC 40 gram per liter air) dan tidak larut dalam petroleum eter. Satu gram larut dalam 15 ml alkohol, 1,7 ml kloroform dan 36 ml eter. Larut dalam benzena, asam asetat.11)

Di bidang industri makanan digunakan sebagai bahan penambah rasa pedas pada minuman keras. Di bidang industri pestisida digunakan sebagai insektisida, karena piperin diketahui lebih poten terhadap lalat dibanding piretrum, dalam hal ini 0,05% piperin dan 0,01% piretrum diketahui lebih poten dibanding 0,10% piretrum tunggal.12)

Piperidin berupa cairan dengan bau yang karakteristik dan bila diraba serasa seperti sabun, namun bila digojog tidak berbusa. Dia akan menjadi padat bila didinginkan pada suhu 13 drjtC di bawah nol. Melebur pada suhu 7OC di bawah nol, dan titik didihnya 106OC. Senyawa ini memiliki indeks bias 1,4534 (suhu 20 drjtC) dan specific gravity 0,8622 (d420).12)

Efek biologik
Piplartin mempunyai efek sebagai pereda batuk.
Sifat estrogen yang menginduksi aktivitas alkalin fosfatase pada proses pematangan endometrium kelinci dihambat dengan pemberian sari buah dan akar Piper retrofractum Vahl.
Daun dan atau akar tidak menunjukkan aktivitas sebagai antifertilitas pada tikus putih dan mencit.
Buahnya menghambat perkembangan ja-nin pada tikus betina yang hamil, juga memperpanjang fase estrus siklus vaginal pada tikus dan babi.
Sari buah / biji memiliki aktivitas antifertilitas pada tikus.2)

Kegunaan di masyarakat
Sebagai bahan obat pada penyakit de-mam, persalinan kurang lancar, mulas, kejang perut, kolik, beri-beri, keringat tidak keluar, lemah syahwat, daunnya untuk obat kumur (radang mulut), akarnya untuk mengurangi rasa sakit pada radang gusi.8,11)

Deskripsi
Perawakan: semak memanjat, ujung menggantung, 2 - 10 m. Batang: bulat, berakar pelekat di setiap buku yang membenjol, jarang merayap, tajuk di atas pohon lain atau dinding tua. Daun: tunggal, bertangkai, duduk berseling, bentuk bulat telur - bulat memanjang, pangkal jantung - tumpul - pasak, meruncing, gundul, permukaan bawah dengan kelenjar bening rapat, 0,5 - 20 x 3.5 - 13 cm, tangkai 0,5 - 3 cm. Bunga: bulir, tegak atau patent, tangkai 0,75 - 2 cm, daun pelindung oval - bulat telur, 1,5 - 2 cm, menguning. Bulir jantan: 2,5 - 8,5 cm, kepala putik 2 - 3, pendek, tumpul, tetap. Buah: berlekatan dengan tangkai atau daun pelindung, membulat lebar, merah terang. Biji: diameter 2 - 2,5 mm.3)

Waktu berbunga : Januari - Desember
Distribusi : Di Jawa pada elevasi 1 - 600 m.dpl, di tanam di tanah kering berpasir.
Sifat khas : Warna buah.

Budidaya
Untuk memperbanyak digunakan biji atau stek batang. Sama halnya dengan Piper yang lain, maka untuk pengadaan stek bibit diambil dari batang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Metode pengambilan stek bisa menggunakan 7 ruas atau stek 1 ruas berdaun satu. Tumbuhan ini memerlukan rambatan, dan pohon rambatan yang sering digunakan oleh masyarakat adalah pohon turi (Sesbania grandiflora) atau juga pohon gamal (Glyricidia sp.). Media stek yang dipakai adalah tanah yang gembur dan tidak berlempung, lingkungan stek harus lembab, namun tidak becek, pembuangan kelebihan air perlu di perhatikan. Usahakan stek daun tidak terkena sengatan panas matahari langsung, perlu diberi naungan atap atau sejenisnya. Penyakit yang sering dijumpai ialah Cephaleuros virescens, suatu ganggang yang dapat menimbulkan bercak-bercak pada daun dan ranting dan dapat menggugur-kannya.1,10)

Pustaka

  1. Anonim, 1979, Materia Medika Indonesia, jilid I, Departemen Kesehatan RI, hal 79

  2. Atal CK., & BM. Kapur, 1982, Cultivation and Utilization of Medicinal Plants., Regional Research Laboratory., Council of Scientific & Industrial Research., Jammu-Tawi., India., P.576

  3. Backer, C.A., And Bakhuizen, R.C.B., 1968, Flora of Java, Vol II & III, P.Noordhoff, Groningen.

  4. Bambang Sutrisno R.B., 1974, Ichtisar Farmakognosi., Edisi IV., Pharma- science Pasific., Jakarta., 65, 175

  5. Benerji, Avijit, Bandijopadhyay Debabrata, Sarkar, Manjusha, Siddharta, Arup K., Pal, Sudhir C, Gosh, Somnath, Abraham Koshij, Shoolery James N., 1985. "Structural and Synthetic Studies on the Retro-fractamides amide Constituents of Piper retrofractum "., Phytochemistry., Vol.24, No.2, p.279-284

  6. Desai S.J., Prabhu B.R., Mulchandani N.B., 1988, "Aristolactams and 4,5-dioxoaporphines from Piper longum"., Phytochemistry, vol 27, no.5, p.1511-1515

  7. Hegnauer, R., 1966, Chemotaxonomic der Pflanzen, Band V, Birkhauser Verlag, Stuttgart, p.314-316

  8. Mardisiswojo. S, Mangunsudarso R.H., 1965, Tjabe Pujang Warisan Nenek Mojang, cetakan I, penerbit Prapantja., Jakarta., p.65

  9. Osol A., GE. Farrar, 1955, The Dispensatory of the United States of America., 25th Ed. J.B. Lippincott Company., Philadelphia., p.1799

  10. Rismunandar, 1993, Lada: Budidaya dan Tata Niaganya., Panebar Swadaya., Jakarta

  11. Sastrapradja S., M. Asy'ari, E. Djajasukma, E. Kasim, I. Lunis, S.H. Aminah L., 1978, Tumbuhan Obat., Lembaga Biologi Nasional., LIPI., Bogor., p.77.

  12. Stecher P.G. (Editor), 1968, The Merck Index : an Encyclopedia of Chemicals and Drugs., Merck & Co, Inc, USA., P.822-823.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites