Emulsi adalah sistem heterogen yang terdiri dari
sedikitnya satu cairan tidak saling campur yang terdispersi dalam cairan
lainnya dalam bentuk droplet atau partikel dengan diameter kira-kira 0,1 μm.
Emulsi adalah campuran yang tidak stabil secara
termodinamika terdiri dari dua cairan yang tidak saling campur dan adanya zat
pengemulsi untuk menyatukannya.
TIPE EMULSI O/W (Oil Water)
Fase terdispersi (fase internal) : non-polar
Medium disperse (fase eksternal) : polar
Ciri-ciri :
dapat bercampur dengan air,
dapat tercuci, mengabsorbsi air, tidak lengket, dan tidak berminyak.
TIPE EMULSI W/O
Fase terdispersi : polar
Medium dispersi : non-polar.
Ciri-ciri :
tipe ini tidak larut air,
tidak dapat dibilas, akan mengabsorbsi air, lengket, dan berminyak.
Preparasi emulsi
Emulsi tidak dapat terbentuk
secara spontan dari campuran cairan sehingga harus diberi tambahan energi untuk
membentuknya.
Pengadukan mekanik, vibrasi
ultrasonik dan pemanasan dapat digunakan untuk memecah cairan sehingga
memperluas pemukaan dari fase internal.
Tips Preparasi
1.
Bahan-bahan
yang larut minyak sebaiknya dilarutkan terlebih dahulu ke dalam minyak sebelum
dicampurkan ke dalam cairan pembawanya yang bersifat polar. Dan begitu juga
sebaliknya pada bahan-bahan larut air.
2.
Pencampuran
yang cepat dan ringan lebih efektif dibandingkan pencampuran yang pelan dan
berat jika menggunakan mortar dan pestle
3.
Pembuatan
emulsi O/W lebih mudah dengan peralatan dari bahan kaca, sedangkan bahan
plastik kedap air cocok digunakan untuk pembuatan emulsi W/O
4.
Jika
digunakan pemanasan, fase polar(air) sebaiknya digunakan temperatur yang lebih
rendah dibandingkan dengan pemanasan bagi fase minyak.
5.
Pada proses pemanasan sebaiknya tidak digunakan
pemanasan pada suhu tinggi dalam waktu yang lama karena air akan hilang
(kandungan air berkurang) yang dapat mempengaruhi perubahan volume sediaan.
Pertimbangan Fisika Kimia
Absorption Enhancer (AE)
memfasilitasi absorpsi obat ke dalam kulit.
Air, karena sifat alaminya merupakan Absorption enhancer yang paling lazim
AE klasik, dimetil sulfoksida
Water Repellents
silikon (pada banyak sediaan topikal)
Pengawet
Adanya tegangan antar-muka dua cairan yang tidak
dapat bercampurà butuh surfaktan.
Surfaktan diabsorbsi pada
permukaan antara fase minyak dan air untuk membentuk lapisan yang dapat
menurunkan tegangan antar muka.
Cara kerja surfaktan :
molekul dari surfaktan akan
cenderung berada di antara dua
fase tersebut dengan cara mengikat
fase polar cairan pada bagian polar surfaktan
dan begitu pula pada bagian non-polar surfaktan akan mengikat pada fase
non-polar cairan.
Sistem HLB(hydrophilic-lipophilic
balance system)
Sistem HLB ini digunakan
untuk menggambarkan karakter dari surfaktan.
Jika nilai HLB rendah, hal
itu berarti ada lebih banyak bagian minyak yang terlarut daripada bagian air
(bagian lipofil lebih besar daripada hidrofil) dan begitu pula sebaliknya.
Nilai HLB ≥10 bahan pengemulsi bersifat hidrofil
Nilai HLB < 10 surfaktan bersifat lipofil.
PENENTUAN TIPE EMULSI
1. Drop
Dillution test
Prinsipnya emulsi terlarut
pada fase eksternalnya.
Tes ini dilakukan dengan
cara menjatuhkan sejumlah kecil emulsi ke atas permukaan airà tetesan tersebut bercampur dan menyebar ke dalam air àfase air merupakan fase eksternal dari emulsi tersebut
atau tipe emulsi tersebut o/w.
2. Dye
Solubility Test
Prinsipnya bahan terdispersi
yang dicelupkan akan terdispersi ke dalam emulsi jika bahan ini terlarut dalam
fase eksternal.
Tes dilakukan pada serbuk
larut dalam air yang dimasukkan ke dalam emulsià bahan tersebut terlarut
dalam emulsi àfase eksternal dari emulsi
tersebut adalah air.
3. Electrical
Conductivity Test
Prinsipnya adalah air lebih
baik dalam menghantarkan listrik dibandingkan dengan minyak.
Sehingga dapat disimpulkan
emulsi tipe o/w lebih baik menghantarkan listrik dibandingkan tipe w/o.
4. Filter
Paper Test
Test ini dilakukan dengan
cara menjatuhkan setetes emulsi ke atas kertas saring bersihàtetesan itu menyebar dengan cepat di dalam kertas saring
berarti tipe emulsi sedíaan tersebut adalah o/w karena air cenderung menyebar
lebih cepat dibandingkan dengan minyak.
Sedang parameter penentuan kontrol kualitas pada pemeriksaan produk akhir meliputi :
- Berat produk akhir
- Penampakan secara visual
- Warna
- Bau
- Viskositas
- pH
- Homogenitas fase
- Distribusi ukuran partikel
- Tekstur
KETIDAKSTABILAN EMULSI
1.
Creaming
Terjadi jika
partikel-partikel emulsi berkumpul pada satu bagian tertentu pada sedíaan
sehingga akibatnya bahan aktif obat tidak dapat terdistribusi secara merata.
Keadaan ini ditandai dengan
naiknya minyak ke atas permukaan emulsi.
Sifat : reversibel
2.
Koalesen
Proses irreversible karena lapisan yang ada di
sekitar masing-masing partikel rusak.
Peningkatan kekentalan merupakan salah satu cara
untuk menstabilkan partikel dan meminimalkan terjadinya koalesen.
KRIM
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung
satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai.
Krim didefinisikan sebagai padatan lunak/ cairan kental yang diharapkan untuk penggunaan
luar, dapat dilarutkan/ disuspensikan dalam bahan larut air/basis vanishing cream atau dalam tipe
emulsi A/M maupun M/A.
BARIER KRIM
Barier krim adalah krim yang digunakan untuk
mencegah iritasi kulit. Penggunaan barier krim lebih luas pada penggunaan
medis.
Kulit yang terpapar berulang-ulang oleh iritan
pada konsentrasi yang rendah, temperatur rendah maupun gesekan dapat
menyebabkan kerusakan pada barier kulit.
Pencegahan masalah barier kulit meliputi :
meminimalkan waktu kontak kulit dengan kondisi yang dapat mengiritasi dan
melindungi kulit dengan bahan-bahan pelindung.
Mengatasi masalah barier kulit : barier pelindung
(barrier protective/BP) dan barier pemulih (barrier restorative/BP).
Barier :
pelindung : berfungsi sebagai payung kulit, dapat
dibersihkan, digunakan selama bekerja
pemulih : berfungsi untuk memperbaiki kulit,
sebagai emolien, digunakan setelah bekerja
Contoh : salep mata, krim, susu dan busa.
GEL
Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah
padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan.
Gel, kadang-kadang disebut
jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi
oleh suatu cairan
Gel fase tunggal terdiri
dari makromolekul organik yang tersebar sama dalam suatu cairan sedemikian
hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan
cairan.
Produk gel mempunyai
karakteristik aesthetic positive dan itu sekarang lebih cocok dan lebih popular
pada produk kosmetik perawatan.
HIDROGELS
Hidrogel adalah hidrofilik, konsistensi sebagian besar adalah 85-95 %
air atau campuran alcohol-aquades dan gelling agent.
Hidrogel biasanya tersusun dari polimer organik misalnya asam
poyacrylik (carbopol), natrium karboksilat metilselulosa, atau nonionik
selulosa lainnya.
Hidrogel ini mempunyai daya hambat pertumbuhan mikrobia.
Hidropobic gel
Lipogel atau oleogel dipakai
dengan menambahkan bahan pengembang yang cocok dari minyak atau cairan lemak.
Tipe special pada hidrofobik
gel adalah system basis silicon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar