Beberapa hal yang menyangkut analisis khususnya kromatografi antara lain validasi metode analisis dan uji kesesuaian system. Uji kesesuaian sistem ini memang harus dilakukan secara rutin karena mempunyai tujuan untuk menentukan bahwa apakah sistem analisis beroperasi secara benar atau tidak.
Uraian mengenai parameter-parameter untuk uji kesesuaian sistem terinci sebagai berikut :
C. Faktor asimetri (Faktor pengekoran)
D. Efisiensi Kolom
Ukuran efisiensi kolom adalah jumlah lempeng (plate number, N) yang didasarkan pada konsep lempeng teoritis pada distilasi. Jumlah lempeng (N) dihitung dengan:
Yang mana:
Menurut Farmakope Amerika, suatu sistem dikatakan sesuai jika memenuhi persyaratan presisi dan salah satu uji seperti resolusi (daya pisah), presisi, faktor asimetri puncak, efisiensi kolom dan faktor kapasitas.
Uraian mengenai parameter-parameter untuk uji kesesuaian sistem terinci sebagai berikut :
A. A. Resolusi (daya pisah)
Dalam kromatografi gas (GC) dan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC), resolusi didefinisikan sebagai perbedaan antara waktu retensi 2 puncak yang saling berdekatan (ΔtR = tR2-tR1) dibagi dengan rata-rata lebar puncak (W1 + W2)/2 seperti gambar berikut.
Nilai Rs harus mendekati atau lebih dari 1,5 karena akan memberikan pemisahan puncak yang baik (base line resolution).
Sedangkan untuk kromatografi lapis tipis (KLT) atau elektroforesis planar, resolusi dapat dihitung dengan:
Yang mana:
d : jarak antar 2 pusat zona
W1 dan W2 : rata-rata lebar zona
B. Penentuan Sistem Presisi
Setelah larutan baku diinjeksikan beberapa kali, simpangan baku relatif (relative Standard deviation, RSD) respon puncak dapat diukur, baik sebagai tinggi puncak atau luas puncak. Menurut monograp Farmakope Amerika, selain dinyatakan lain, sebanyak 5 kali injeksi harus dilakukan jika dinyatakan nilai RSD yang disyaratkan adalah ≤ 2,0 %; sementara itu jika dinyatakan nilai RSD boleh lebih besar dari 2,0 %, maka dilakukan 6 kali replikasi injeksi.
C. Faktor asimetri (Faktor pengekoran)
Menghitung besarnya TF pada kromatogram |
Jika puncak yang akan dikuantifikasi adalah asimetri (tidak setangkup), maka suatu perhitungan asimetrisitas merupakan cara yang berguna untuk mengontrol atau mengkarakterisasi sistem kromatografi. Puncak asimetri muncul karena berbagai factor. Peningkatan puncak yang asimetri akan menyebabkan penurunan resolusi, batas deteksi, dan presisi.
Gambar tersebut menunjukkan bagaimana menghitung nilai faktor pengekoran (tailing factor, TF). Kromatogram yang memberikan harga TF =1 menunjukkan bahwa kromatogram tersebut bersifat setangkup atau simetris. Harga TF > 1 menunjukkan bahwa kromatogram mengalami pengekoran (tailing). Semakin besar harga TF maka kolom yang dipakai semakin kurang efisien. Dengan demikian harga TF dapat digunakan untuk melihat efisiensi kolom kromatografi.D. Efisiensi Kolom
Ukuran efisiensi kolom adalah jumlah lempeng (plate number, N) yang didasarkan pada konsep lempeng teoritis pada distilasi. Jumlah lempeng (N) dihitung dengan:
Yang mana:
tR : waktu retensi solut
σt : simpangan baku lebar puncak
Wh/2 : lebar setengah tinggi puncak
Wb : lebar dasar puncak
Gambar dibawah menjelaskan bagaimana cara menghitung tR; Wh/2; Wb; dan σ suatu puncak kromatogram.
Gambar dibawah menjelaskan bagaimana cara menghitung tR; Wh/2; Wb; dan σ suatu puncak kromatogram.
|
E. Kapasitas kolom
Faktor kapasitas kolom dirumuskan dengan:
Yang mana:
Faktor kapasitas kolom dirumuskan dengan:
Yang mana:
tR = merupakan waktu retensi solut; tM = waktu retensi fase gerak (waktu retensi solut yang tidak tertahan sama sekali).
Volume retensi yang bersesuaian juga dapat digunakan karena volume retensi berbanding lurus dengan waktu retensi. Volume retensi kadang-kadang terpilih dibanding waktu retensi karena tR bervariasi dengan kecepatan alir. Volume retensi selanjutnya dihitung dengan rumus:
V = (Vr-Vm)/Vm
Yang mana Vr= volume retensi solut; Vm = volume retensi fase gerak (waktu retensi solut yang tidak tertahan sama sekali).
Berbagai metode untuk menentuakan kapasitas kolom telah diusulkan antara lain untuk KLT:
k’ = (1-Rf)/Rf
Yang mana Rf merupakan jarak yang ditempuh oleh analit terhadap jarak fase geraknya atau:
Jarak yang ditempuh solut
Rf = -------------------------------------
Jarak yang ditempuh fase gerak
makasii...
BalasHapustd lg nyari Rs buat KLT...
:D
trim berat artikelnya sangat berarti
BalasHapusklo tjd ketidaksesuaian sistem gmn??
BalasHapusTidak masalah. Presisi, efisiensi kolom, dll merupakan parameter akreditasi spt ISO, baik nasional/internasional misal akreditasi lab ISO 17025.
BalasHapusterus penyebab tailing apa?
BalasHapusPenyebab tailing antara lain kolom tidak cocok atau fase gerak kurang optimum atau sampel uji terlalu pekat.
BalasHapusTetap Semangat ! Dan logbook selalu di isi!
BalasHapus