Pages

Sirih (Piper betle L.)

Suku : Piperaceae
Sinonim : Piper pinqiuispicum DC. & Kds. (ex deser.)

Kandungan kimia
Daun mengandung minyak atsiri dengan kadar berkisar antara 0,13-0,33% v/v.6) Dari laporan lain dikemukakan bahwa minyak atsiri Piper betel terdiri dari kavibetol, katekol, kadinen, karvakrol, kariofillen, kavikol, 1,8-sineol, estagol, eugenol, metileugenol, pirokatekin, terpinil asetat, sesquiterpen, triterpen dan tripterpenoid, b-sitosterol.2,7,8,10)
Disamping itu juga terdapat senyawa neolignan (piperbetol, metilpiper betol, peperol A, piperol B), krotepoksida suatu senyawa yang mempunyai potensi sebagai sitotoksik.13)


Efek biologik
Minyak atsiri daun Piper betel L. mempunyai aktivitas terhadap bakteri Gram dan Bacillus subtilits, B. megaterium, Diplococcus pnemoniae, Eschericia coli, Erwinia carotovora, Micrococcus pyogenes, proteus vulgaris, Pseudomonas solanacearum, Salmonella typhosa, Sarcinia lutea, Shigella dysentriae, Streptococcus pyogens, Vibrio comma (aktivitas antimikroba tersebut diperkirakan dari kavikol)
Di samping terhadap bakteri, aktivitas tersebut dapat pula terhadap berbagai jamur (Asperlgillus niger, A. oryzae, Curvilaria lunata Fusarium oxysporum).
Triterpen dan triterpenoid dapat berefek sebagai antiplateled dan anti-inflamasi.9)
Pada pengunyahan campuran daun Piper betel, biji pinang (Areca catechu) dan kapur akan merubah arekolin menjadi arekaidin sehingga dapat menyebabkan terjadinya stimulasi syaraf pusat.
Daya hambat terhadap pertumbuhan Staphyllococcus aureus dan Entamoeba coli minyak atsiri yang diperoleh dengan metode ekstraksi lebih kuat dari pada minyak atsiri yang diperoleh secara destilasi.
Sediaan pasta gigi dengan konsentrasi 0,5 % mempunyai daya antiseptik terhadap Streptococcus alpha.12)

Minyak atsiri daun pada pengenceran 1:10.000 dapat mematikan Paramoecium caudatum dalam jangka waktu 5 menit; sedangkan pada pengenceran 1:4000 dapat menghambat pertumbuhan Vibrio cholerae. Pengenceran 1:3000 dan 1:2000 dapat menghambat berturut-turut Salmonella typhosum, Shigella flexneri dan Escherichia coli, Micrococcus pyogenes var. aureus.3) Krotepoksida mempunyai potensi sitotoksik. Senyawa fenolik bungan Piper betel dapat berefek pada sekresi katekolamin.6)

Efek yang tidak diinginkan :
Pada penggunaan jangka lama dapat menyebabkan gigi berwarna hitam dan karsinoma rongga mulut.4,11)

Kegunaan di masyarakat
Dipakai untuk tujuan pengobatan pada hidung berdarah (mimisen-Jawa), mulut berbau, mata sakit, radang tenggorokan.7) Daun dikunyah bersama kapur (injet-Jawa) bersama biji pinang untuk penguat gigi dan stimulansia; Campuran tersebut berasa pedas, adsringent; menyebabkan air ludah berwarna merah dan gigi menjadi berwarna hitam.4)
Banyak digunakan untuk pengobatan penyakit asma, rheumatic arthritis, rhumatalgia, luka-luka.

Cara pemakaian di masyarakat
Mengobati batuk
Daun sirih 6 lembar, daun jintan 10 lembar, buah kapulogo 6 buah, kayu manis 2 jari, gula enau 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, direbus dengan air bersih 3 gelas, sehingga hanya tinggal kurang lebih ¾ nya, sesudah dingin disaring lalu diminum ( 3 x sehari masing-masing ¾ gelas).8)

Mengobati kapala pusing
Daun sirih 10 lembar, daun incok 20 lembar, daun lidah buaya ½ pelepah, kulit mesoyi 2 jari, ganti 2 jari, jintan-putih 1 sendok teh, dicuci dan ditumbuk halus-halus, diramas dengan cuka 3 sendok makan, untuk menggosok punggung, tengkuk, leher, dahi dan pelipis (1-2 x sehari sebanyak yang diperlukan).8)

Mengobati asma
Daun sirih 8 lembar, daun akaar -gamat 12 lembar, biji buah putat 20 buah, lada putih 30 butir, dicuci lalu ditumbuk halus-halus, diramas dengan minyak kayu putih 3 sendok teh, untuk melumas dada dan leher (1 - 2 x sehari sebanyak yang diperlukan kalau serangan penyakitnya datang).8)

Deskripsi
Perawakan :  memanjat, berakar melekat, panjang 5 - 15 m. Batang: beruas nyata, akar melekat pipih, beralur nyata, bulat, buku menebal. Daun: tunggal, bertangkai, duduk berseling, tangkai melebar di pangkal, helaian bulat telur - bulat telur memanjang, pangkal jantung atau miring, ukuran 5 - 18 cm x 2,5 - 10,5 cm, di bagian tulang daun pangkal berambut pendek - tebal putih. Bunga: majemuk untai (bulir), jantan & betina, daun pelindung elip, bulat telur terbalik, atau bulat, 1 - 1,5 mm x 0,75 - 1mm. Bulir jantan: 2,5 - 12 cm, tangkai 1,5 - 3 cm, benang sari 2, pendek. Bulir betina: 2,5 - 12 cm, tangkai 2,5 - 6 cm, kepala putik 3 - 5. Buah: ujung bebas, membulat, gundul, membentuk buah majemuk seperti gada, hijau, buah tunggal tebal 1-1,5 cm. Biji: membulat, 3,5 - 5 mm.3)

Waktu berbunga : Januari - Desember
Distribusi : Di Jawa pada elevasi 5 - 700 m.dpl, tepi hutan, atau di budidayakan.

Keanekaragaman
Bervariasi khususnya adanya populasi berdaun hijau kekuningan dan gelap, populasi hijau kekuningan banyak dibudidayakan.
Berdasarkan geografis, terdapat berbagai tipe sirih yaitu: sirih Jawa, sirih Banda (Banda, Seram Timur, Ambon), sirih Cengke.
Berdasarkan warna daun dan rasa, sirih berdaun hijau tua (pedas merangsang), sirih berdaun kuning (Sumatra, Jawa Barat) di sebut sirih kaki merpati, sirih berdaun kuning bertulang merah, sirih hutan.1,5,7,8)

Budidaya
Terdapat berbagai macam varietas. Perbanyakan dengan stek batang yang ditanam dengan jarak stek batang beberapa centimeter dan dibiarkan merambat pada lanjaran dengan ketinggian 2 m. Perlu pemupukan dan pemeliharaan yang terus menerus. Bila tanah telah siap, ditanam pohon penyangga dengan jarak 1,5 m. Untuk keperluan tata air, pada musim kering, maka pada setiap 2 baris digali selokan kecil. Sebagai pohon penyangga dapat digunakan daun dadap (Erithrina sp), kelor (Moringa oleifera), kayu kuda (Lannea grandis), atau kapok, karena mudah tumbuh dan tahan pemangkasan berat. Bila perakaran pohon penyangga telah tumbuh baik, maka pada permulaan musim hujan digali selokan kecil yang mengelilingi pohon penyangga. Kemudian pada selokan tersebut diletakkan stek sirih (yang memiliki banyak ruas sepanjang 1,5 m) yang ujungnya diikat dengan pohon penyangga. Untuk stek pada umumnya digunakan pucuk pohon yang tua yang telah diambil daunnya. Setelah beberapa bulan tunas yang keluar akan memanjat pada batang. Pemanenan daun dilakukan setelah 18 bulan setelah penanaman.10) Sebaiknya jangan tergesa-gesa memetik daun (menunggu sampai batang berakar kuat pada batang dan bagian atas dari tumbuhan telah menggantung dari tongkat yang dipanjat.5).

Pustaka
  1. Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, jilid I, Departemen Kesehatan RI, p.92-95
  2. Anonim, 1993, Standard of Asean Herbal Medicine., Aksara Buana Printing., Jakarta., P.343-347.
  3. Backer, C.A., And Bakhuizen, R.C.B., 1968, Flora of Java, Vol II & III, P.Noordhoff, Groningen.
  4. Duke, JA; 1985, CRC Handbook of Medicinal Herbs. CRC Press, Inc., Boca Raton, Florida, p.378-380.
  5. Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, (terjemahan) jilid II, Yayasan Sarana Wanajaya, Jakarta, p. 622-627.
  6. Hwang, Lucy Sun; Wang Chin Kun; Sheu, Ming Yen; Kao Lung Sen, 1996, "Phenolic compunds of Piper betel flower as flavoring and neuronal activity modulating agents, ACS Symp.Ser., V.506, N-phenolic Compd. Food their Eff. Health I, p.200-213.
  7. Koensoemardiyah; 1992," Modifikasi penyulingan minyak atsiri berbagai macam daun sirih, efektivitas antibakteri dan susunan kimianya", Laporan Penelitian DPP-UGM No. UGM/5887/M/09/01: Yogyakarta
  8. Mardisiswojo. S, Mangunsudarso R.H., 1965, Tjabe Pujang Warisan Nenek Mojang, cetakan I, penerbit Prapantja., Jakarta., P.45
  9. Saeed, Sheikh A., Farnaz, Samina., Simjee, Rukhsana; Malik Abdul., 1996, "Triterpenes and -sitosterol from Piper betel; Isolation, antiplateled and antiinflamatory effects" Journ. Biochem. Soc, Trans, Vol 21, No.4, p.462 S
  10. Sastrahidayat I.R; Soemarno D.S.MS; 1986, Budidaya Tanaman Tropika, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya. P.118
  11. Schneider, G; 1985, Parmazeutische Biologie 2. Aufl. BI-Wissenschafts-verlag Mannheim. P.405
  12. Siti Sundari, Koensoemardijah, Nusratini; 1990, "Pemanfaatan minyak daun sirih dalam sediaan pasta gigi, daya antiseptika dan stabilitas pastanya"., DPPM Laporan Penelitian UGM, No.263/P4M/DPPM/BDXXV 1989. Yogyakarta.
  13. Yin, M.L., Liu J., Chen Z.L., Long K., Zeng H.W., 1991, "Some new PAF Antagonistic Neolignans from Piper betel"., Planta Med, Vol 57, Suppl. 2. A.66.

3 komentar:

  1. This is cool.

    BalasHapus
  2. dimana saya bisa mendapatkam supplier minyak sirih? trmksh

    BalasHapus
  3. Info minyak sirih silahkan hubungi 0274-6668808

    BalasHapus