Pages

HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau biasa juga disebut dengan Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Saat ini, HPLC merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis bahan obat, baik dalam bulk atau dalam sediaan farmasetik. 

SISTEM PERALATAN HPLC
Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas: wadah fase gerak, pompa, alat untuk memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detektor, wadah penampung buangan fase gerak, dan suatu komputer atau integrator atau perekam.
Diagram skematik sistem kromatografi cair seperti ini :



1. Wadah Fase gerak dan Fase gerak
Wadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert). Wadah pelarut kosong ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut(1).
Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih polar daripada fase gerak), kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik (fase diam kurang polar daripada fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut.

Fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk menghindari partikel-partikel kecil ini. Selain itu, adanya gas dalam fase gerak juga harus dihilangkan, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama di pompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis.

Elusi dapat dilakukan dengan cara isokratik (komposisi fase gerak tetap selama elusi) atau dengan cara bergradien (komposisi fase gerak berubah-ubah selama elusi) yang analog dengan pemrograman suhu pada kromatografi gas. Elusi bergradien digunakan untuk meningkatkan resolusi campuran yang kompleks terutama jika sampel mempunyai kisaran polaritas yang luas.4)
 
Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah campuran larutan bufer dengan metanol atau campuran air dengan asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase normal, fase gerak yang paling sering digunakan adalah campuran pelarut-pelarut hidrokarbon dengan pelarut yang terklorisasi atau menggunakan pelarut-pelarut jenis alkohol. Pemisahan dengan fase normal ini kurang umum dibanding dengan fase terbalik.2)

2. Pompa
Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni: pompa harus inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, Teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 mL/menit. Untuk tujuan preparatif, pompa yang digunakan harus mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mL/menit.
Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan. Ada 2 jenis pompa dalam HPLC yaitu: pompa dengan tekanan konstan, dan pompa dengan aliran fase gerak yang konstan. Tipe pompa dengan aliran fase gerak yang konstan sejauh ini lebih umum dibandingkan dengan tipe pompa dengan tekanan konstan.6)

3. Tempat penyuntikan sampel
Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan secara langsung ke dalam fase gerak yang mengalir di bawah tekanan menuju kolom menggunakan alat penyuntik yang terbuat dari tembaga tahan karat dan katup teflon yang dilengkapi dengan keluk sampel (sample loop) internal atau eksternal.
Posisi pada saat memuat sampel                 Posisi pada saat menyuntik sampel

4. Kolom dan Fase diam
Ada 2 jenis kolom pada HPLC yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor. Kolom merupakan bagian HPLC yang mana terdapat fase diam untuk berlangsungnya proses pemisahan solut/analit.

Kolom mikrobor mempunyai 3 keuntungan yang utama dibanding dengan kolom konvensional, yakni:
  • Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil dibanding dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10 -100 μl/menit).
  • Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal jika digabung dengan spektrometer massa.
  • Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solut lebih pekat, karenanya jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel klinis.
Meskipun demikian, dalam prakteknya, kolom mikrobor ini tidak setahan kolom konvensional dan kurang bermanfaat untuk analisis rutin.3]
Kebanyakan fase diam pada HPLC berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen. Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (Si-OH).
Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen-reagen seperti klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya dengan gugus-gugus fungsional yang lain.

Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih sesuai untuk solut yang polar. Silika-silika aminopropil dan sianopropil (nitril) lebih cocok sebagai pengganti silika yang tidak dimodifikasi. Silika yang tidak dimodifikasi akan memberikan waktu retensi yang bervariasi disebabkan karena adanya kandungan air yang digunakan. 

5. Detektor HPLC
Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: detektor universal (yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks bias dan detektor spektrometri massa; dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi, dan elektrokimia.

Idealnya, suatu detektor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. Mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel.
  2. Mempunyai sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada kadar yang sangat kecil.
  3. Stabil dalam pengopersiannya.
  4. Mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran pita.
  5. Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran yang luas (kisaran dinamis linier).
  6. Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak.2)
Beberapa detektor yang paling sering digunakan pada HPLC dengan karakteristik detektor seperti berikut :
Detektor
Sensitifitas (g/ml)
Kisaran linier
Karakteristik
Absorbansi Uv-vis
Fotometer filter
Spektrofotometer
spektrometer photo-diode array

5 x 10-10
5 x 10-10
> 2 x 10-10

104
105
105

Sensitivitas bagus, paling sering digunakan, selektif terhadap gugus-gugus dan struktur-struktur yang tidak jenuh.
Fluoresensi
10-12
104
Sensitifitas sangat bagus, selektif, Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak.
Indeks bias
5 x 10-7

104
Hampir bersifat universal akan tetapi sensitivitasnya sedang. Sangat sensitif terhadap suhu, dan tidak dapat digunakan pada elusi bergradien
Elektrokimia
Konduktimetri
Amperometri

10-8
10-12

104
105

Peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak, tidak dapat digunakan pada elusi bergradien. Hanya mendeteksi solut-solut ionik. Sensitifitas sangat bagus, selektif tetapi timbul masalah dengan adanya kontaminasi elektroda.
JENIS HPLC
Pemisahan dengan HPLC dapat dilakukan dengan fase normal (jika fase diamnya lebih polar dibanding dengan fase geraknya) atau fase terbalik (jika fase diamnya kurang non polar dibanding dengan fase geraknya). Berdasarkan pada kedua pemisahan ini, sering kali HPLC dikelompokkan menjadi HPLC fase normal dan HPLC fase terbalik.
Selain klasifikasi di atas, HPLC juga dapat dikelompokkan berdasarkan pada sifat fase diam dan atau berdasarkan pada mekanisme sorpsi solut, dengan jenis-jenis HPLC sebagai berikut:
1. Kromatografi Adsorbsi
Prinsip kromatografi adsorpsi telah diketahui sebagaimana dalam kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis. Pemisahan kromatografi adsorbsi biasanya menggunakan fase normal dengan menggunakan fase diam silika gel dan alumina, meskipun demikian sekitar 90% kromatografi ini memakai silika sebagai fase diamnya. Pada silika dan alumina terdapat gugus hidroksi yang akan berinteraksi dengan solut. Gugus silanol pada silika mempunyai reaktifitas yang berbeda, karenanya solut dapat terikat secara kuat sehingga dapat menyebabkan puncak yang berekor.3)

2. Kromatografi fase terikat
Kebanyakan fase diam kromatografi ini adalah silika yang dimodifikasi secara kimiawi atau fase terikat. Sejauh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah hidrokarbon-hidrokarbon non-polar seperti dengan oktadesilsilana, oktasilana, atau dengan fenil. Fase diam yang paling populer digunakan adalah oktadesilsilan (ODS atau C18) dan kebanyakan pemisahannya adalah fase terbalik.
Sebagai fase gerak adalah campuran metanol atau asetonitril dengan air atau dengan larutan bufer. Untuk solut yang bersifat asam lemah atau basa lemah, peranan pH sangat krusial karena kalau pH fase gerak tidak diatur maka solut akan mengalami ionisasi atau protonasi. Terbentuknya spesies yang terionisasi ini menyebabkan ikatannya dengan fase diam menjadi lebih lemah dibanding jika solut dalam bentuk spesies yang tidak terionisasi karenanya spesies yang mengalami ionisasi akan terelusi lebih cepat.3)

3. Kromatografi penukar ion
KCKT penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation atau anion dengan suatu fase gerak. Ada banyak penukar ion yang beredar di pasaran, meskipun demikian yang paling luas penggunaannya adalah polistiren resin.
Kebanyakan pemisahan kromatografi ion dilakukan dengan menggunakan media air karena sifat ionisasinya. Dalam beberapa hal digunakan pelarut campuran misalnya air-alkohol dan juga pelarut organik. Kromatografi penukar ion dengan fase gerak air, retensi puncak dipengaruhi oleh kadar garam total atau kekuatan ionik serta oleh pH fase gerak. Kenaikan kadar garam dalam fase gerak menurunkan retensi solut. Hal ini disebabkan oleh penurunan kemampuan ion sampel bersaing dengan ion fase gerak untuk gugus penukar ion pada resin.

4. Kromatografi Pasangan ion
Kromatografi pasangan ion juga dapat digunakan untuk pemisahan sampel-sampel ionik dan mengatasi masalah-masalah yang melekat pada metode penukaran ion. Sampel ionik ditutup dengan ion yang mempunyai muatan yang berlawanan.2)

5. Kromatografi Eksklusi Ukuran
Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografi permiasi gel dan dapat digunakan untuk memisahkan atau menganalisis senyawa dengan berat molekul > 2000 dalton.
Fase diam yang digunakan dapat berupa silika atau polimer yang bersifat porus sehingga solut dapat melewati porus (lewat diantara partikel), atau berdifusi lewat fase diam. Molekul solut yang mempunyai BM yang jauh lebih besar, akan terelusi terlebih dahulu, kemudian molekul-molekul yang ukuran medium, dan terakhir adalah molekul yang jauh lebih kecil. Hal ini disebabkan solut dengan BM yang besar tidak melewati porus, akan tetapi lewat diantara partikel fase diam. Dengan demikian, dalam pemisahan dengan eksklusi ukuran ini tidak terjadi interaksi kimia antara solut dan fase diam seperti tipe kromatografi yang lain.

6. Kromatografi Afinitas
Dalam kasus ini, pemisahan terjadi karena interaksi-interaksi biokimiawi yang sangat spesifik. Fase diam mengandung gugus-gugus molekul yang hanya dapat menyerap sampel jika ada kondisi-kondisi yang terkait dengan muatan dan sterik tertentu pada sampel yang sesuai (sebagaimana dalam interaksi antara antigen dan antibodi).
Kromatografi jenis ini dapat digunakan untuk mengisolasi protein (enzim) dari campuran yang sangat kompleks.2)

DERIVATISASI PADA HPLC
Derivatisasi melibatkan suatu reaksi kimia antara suatu analit dengan suatu reagen untuk mengubah sifat fisika-kimia suatu analit. Tujuan utama penggunaan derivatisasi pada HPLC adalah untuk:

  1. Meningkatkan deteksi
  2. Merubah struktur molekul atau polaritas analit sehingga akan menghasilkan puncak kromatografi yang lebih baik
  3. Merubah matriks sehingga diperoleh pemisahan yang lebih baik
  4. Menstabilkan analit yang sensitif.5)
Detektor yang paling banyak digunakan dalam HPLC adalah detektor UV-Vis sehingga banyak metode yang dikembangkan untuk memasang atau menambahkan gugus kromofor yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu. Di samping itu, juga dikembangkan suatu metode untuk menghasilkan fluorofor (senyawa yang mamapu berfluoresensi) sehingga dapat dideteksi dengan fluorometri.7)
Suatu reaksi derivatisasi harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut, yakni: produk yang dihasilkan harus mampu menyerap baik sinar ultraviolet atau sinar tampak atau dapat membentuk senyawa berfluoresen sehingga dapat dideteksi dengan spektrofluorometri; proses derivatisasi harus cepat dan menghasilkan produk yang sebesar mungkin (100 %); produk hasil derivatisasi harus stabil selama proses derivatisasi dan deteksi; serta sisa pereaksi untuk derivatisasi harus tidakmenganggu pemisahan kromatografi.7)

Berbagai macam bahan penderivat telah tersedia antara lain :

Gugus fungsional
Reagen untuk dapat dideteksi dengan UV-Vis
Reagen untuk dapat dideteksi dengan Fluoresen
Asam-asam kaboksilat; asam-asam lemak;asam-asam fosfat
p-nitrobenzil-N,N’-diisopropilisourea (PNBDI); 3,5-dinitrobenzil-N,N’-diisopropilisourea (DNBDI); p-bromofenasil bromida (PBPB)
4-bromometil-7-asetoksikumarin;
4-bromometil-7-metoksikumarin;
Alkohol
3,5-dinitrobenzil klorida (DNBC); 4-dimetilaminiazobenzen-4-sulfinil (Dabsyl-Cl); 1-naftilisosianat (NIC-1).

Aldehid; keton
p-nitrobenziloksiamin hidroklorida (PNBA); 3,5-dinitrobenziloksiamin hidroklorida (DNBA);
Dansil hidrazin
Amin primer

Fluoresamin
o-ftalaldehid (OPA)
Amin primer (1o) dan sekunder (2o)
3,5-dinitrobenzil klorida (DNBC); N-suksinimidil-p-nitrofenilasetat (SNPA); N-suksinimidil-3,5-dinitrofenilasetat (SDNPA); 4-dimetilaminiazobenzen-4-sulfinil (Dabsyl-Cl); 1-naftilisosianat (NIC-1).
7-kloro-4-nitrobenzo-2-oksa-1,3-diazol (NBD-Cl); 7-fluoro-4-nitrobenzo-2-oksa-1,3-diazol (NBD-F); Dansil klorida
Asam-asam amino (peptida)
4-dimetilaminiazobenzen-4-sulfinil (Dabsil-Cl)
Fluoresamin
o-ftalaldehid (OPA)
7-kloro-4-nitrobenzo-2-oksa-1,3-diazol (NBD-Cl); 7-fluoro-4-nitrobenzo-2-oksa-1,3-diazol (NBD-F);
Derivatisasi ini dapat dilakukan sebelum analit memasuki kolom (pre-column derivatization) atau setelah analit keluar dari kolom (post-column derivatization).


Referensi:
  1. Settle, F (Editor), 1997, Handbook of Instrumental Techniques for Analytical Chemistry, Prentice Hall PTR, New Jersey, USA.
  2. Meyer, F.R., 2004, Practical High-Performance Liquid Chromatography, 4th Ed., John Wiley & Sons, New York.
  3. Kealey, D and Haines, P.J., 2002, Instant Notes: Analytical Chemistry, BIOS Scientific Publishers Limited, New York.
  4. Kenkel, J., 2002, Analytical Chemistry for Technicians, 3th. Edition., CRC Press, U.S.A.
  5. Snyder, L. R.,  Kirkland, S.J., and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC Method Development, John Wiley & Son, New York.
  6. Munson, J.W., 1981, Phrarmaceutical Analysis: Modern Methods, Part A and B, diterjemahkan oleh Harjana dan Soemadi, Airlangga University Press, Surabaya.
  7. Cserhati, T. And Forgacs, E., 1999, Chromatography in Food science and Technology, Technomic Publishing, Lancaster, Basel.

74 komentar:

  1. KALAU PAKAI METODE HPLC BISA SAMPAI MENGETAHUI KADAR DARI ZAT YG DIUKUR TDK?

    BalasHapus
  2. Bisa Mbak, memang HPLC untuk penetapan kadar. Sesama kromatografi cair yg sama fungsinya adalah TLC, yang bisa juga untuk uji kualitatif.

    BalasHapus
  3. kalau saya mau melihat kadar obat(lidokaian--> golongan amide) reagen apa yang harus dipakai?

    BalasHapus
  4. Analisis lidocain bisa menggunakan kolom RP-18 dg mobile phase acetonitril : buffer Na phospat 0.05 M pH 6.0 (35:65)dan diethylamin 0.05%, flow rate
    1 mL/ml, waktu retensi sekitar 8 menit dengan panj gelombang 210 nm.

    BalasHapus
  5. kalau mau menentukan kadar gaba, reagen apa yang harus dipakai ?

    BalasHapus
  6. salam kenal,
    saya mahasiswa kdokteran hewan, saya baru saja melakukan penelitian mengenai kadar asam lemak pada susu sapi dengan menggunakan metode HPLC. sayangnya saya tdk turut serta dalam pengerjaan laboratorisnya.

    Yang mau saya tanyakan, untuk analisis asam lemak dengan menggunakan metode ini, reagen yang digunakan apa saja?

    terima kasih banyak..

    BalasHapus
  7. Uji asam lemak menggunakan GC, bukan HPLC. Caranya sampel dipreparasi dg metanol yg dibasakan, panaskan 20' lalu ditambah boron trifluor,panaskan lg, ditambah NaCl jenuh dan hexan. Camp digojok, fase hexan diinjeksi ke GC.

    BalasHapus
  8. Klo untuk validasi dan kalibrasi HPLC ini prosedurnya gimana y? ada prosedur bakunya gak? terima kasih

    BalasHapus
  9. Prosedur baku ada, validasi meliputi penentuan linieritas, LOD/LOQ, presisi dan akurasi. Sedang kalibrasi HPLC meliputi kalibrasi pompa, linieritas detektor,efisiensi kolom dan resolusi kolom.

    BalasHapus
  10. kalau untuk penentuan rantai karbon bisa pakai HPLC ya,,?atau mesti pakai GLC

    BalasHapus
  11. Bisa dengan LC-MS. Atau GC-MS jika mempunyai titik lebur rendah. HPLC & GLC hanya untuk penentuan kadar senyawa yang disertakan standarnya.

    BalasHapus
  12. kalau untuk analisis protein pake HLC biasanya digunakan kolom apa ya?
    makasih

    BalasHapus
  13. Gunakan kolom zorbax GF.

    BalasHapus
  14. Sebenarnya HPLC bisa untuk menentukan senyawa apa saja? apakah organik dan non organik? Kalau ingin menentukan kandungan oli apakah bisa? terimakasih

    BalasHapus
  15. HPLC hanya untuk uji senyawa organik, seperti kandungan gizi misal vitamin;asam amino, kandungan obat misal kloramfenikol;rifampisin, zat racun makanan misal aflatoksin & banyak senyawa organik lain.

    BalasHapus
  16. salam Lansida,,

    jika saya ingin mengetahui kandungan bahan kimia dalam tumbuhan, HPLC column jenis apa yang sesuai digunakan?dan berapa harganya ?

    BalasHapus
  17. Lebih tepatnua saya menjawab begini: untuk analisis kandungankimia tumbuhan obat silahkan dengan metode TLC. Instrument HPLC hanya untuk kandungan metabolit yang telah ada bahan murni standar.

    BalasHapus
  18. jika saya ingin melakukan uji kualitatif ekstrak daun sirsak dengan hplc, kolom apa yg sesuai utk digunakan?dan larutan standar apa yg sesuai?

    BalasHapus
  19. Uji kualitatif disarankan menggunakan metode TLC dengan spray ragent yg bisa mendeteksi metebolit sekunder spt acetogenin, alkaloid, terpenoid,dll. Standar baku belum ada berhubung kandungan annonacin, anolol, dll belum diproduksi secara komersial. HPLC bisa digunakan selama ada baku standar.

    BalasHapus
  20. Kira-kira dalam HPLC bagaimana kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari?

    BalasHapus
  21. HPLC merupakan alat uji kuantitatif produk makanan, farmasi, pestisida,dll.

    BalasHapus
  22. Mohon info dimana bisa melakukan pemeriksaan HPLC. saya tinggal di banjarmasin-Kalimantan selatan

    BalasHapus
  23. Silahkan hubungi 0274-6668808. Konfirmasi dulu parameter uji yang akan dianalisis.

    BalasHapus
  24. Untuk pemeriksaan klinik, selain hba1c dan hb elektroforesis , jenis pemeriksaan apa saja yang bisa dikerjakan dgn hplc? Reagennya?tq

    BalasHapus
  25. HPLC ada yg mengartikan High Performance Liquid Chromatography...ada juga yg mengartikan Hihg Pressure Liquid Chromatography....perbedaannnya apa ya???

    BalasHapus
  26. Tidak ada bedanya, hanya penyebutan saja. Secara umum tertulis 'performace'. HPLC punya performa bagus, disisi lain tekanan kolom bisa di atur tinggi.

    BalasHapus
  27. kalo mengukur kadar protein atau metabolit sekunder pake HPLC kira2 estimasi biayanya biasanya berapa ya?
    oya kalo misal dalam satu sampel ada 7 jenis metabolit dari gol.yg sama, bisakah semua terbaca kadarnya? ato satu2 analisisnya?mkasi infonya


    BalasHapus
  28. Biaya tergantung jenis dan jumlah parameternya. Jika 7 senyawa tsb polaritasnya hampir sama bisa dioptimasi agar terbaca dalam satu kali injeksi selama standar pembanding juga tersedia. Biaya ringan, untuk metabolit sekunder silahkan gunakan TLC, akuraritas dan presisi sama.

    BalasHapus
  29. Saya mahasiswa yg sedang praktikum penetapan kadar aspirin dgn HPLC, yg ingin saya tanyakan. Alasan utama kenapa analisis Aspirin berhasil baik dgn menggunakan HPLC di banding instrumen lain? terima kasih

    BalasHapus
  30. "Sementara untuk fase terbalik (fase diam kurang polar daripada fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut. "
    tertulis dalam blog ini,, mksdnya apa yah,, kenpa elusinya malh menurun, pdhl ini fasa terbalik... fasa gerak yang lebih polar justru seharusnya akan lebih mudah membawa analit yang dilarutkan dalam pelarut yg juga polar... mohon dikoreksi jika saya salah... trimakash

    BalasHapus
  31. Fase terbalik memang mempunyai elusi menurun seiring dg meningkatnya polaritas pelarut, sbg contoh kolom RP-18. Sebaliknya untuk fase normal, elusi meningkat seiring meningkatnya polarits pelarut, misal kolom C-8.

    BalasHapus
  32. @Yadi: Aspirin mempunyai melting point tinggi, jika menggunakan metode GC mempunyai waktu retensi panjang dan peak tidak peka. Uji aspirin slhkan gunakan pemisahan dengan perbedaan polaritas seperti HPLC atau TLC densitometri.

    BalasHapus
  33. jika saya ingin menguji kadar vitamin c pada rosella metode kromatografi apa yang cocok?trims

    BalasHapus
  34. Uji vitamin C rosella cukup dengan metode TLC biaya lebih ringan, akurasi sama. Penggunaan HPLC lebih sering untuk parameter uji yang mempunyai kadar sangat kecil dalam satuan ppm/ppb.

    BalasHapus
  35. saya mau beli HPLC dengan Refurbish Waters 2475 Florescent Detector ,apakah bisa untuk analisa Aflatoxin pada minyak? satuan UG/KG..
    mohon bantuannya ya..trims

    BalasHapus
  36. Bisa. Deteksi hingga ppb, aflatoksin masih mudah terdeteksi dengan HPLC. TLC juga bisa namun dengan batas deteksi yang kurang akurat.

    BalasHapus
  37. HPLC dapat digunakan untuk menguji kandungan pigmen. jika menurut anda, alasan apa yg tepat kenapa menggunakan HPLC jika menggunakan TLC dan spektrofotometri saja sudah diketahui hasilnya...trimakasih..

    BalasHapus
  38. Pada dasarnya HPLC untuk uji pigmen yg kadarnya sangat kecil. Uji lebih tepat menggunakan TLC sehingga terlihat jelas pemisahannya di visibel. Spektrofotometer hanya mampu untuk mengukur kadar pada sampel murni saja, tidak bisa menentukan jenisnya.

    BalasHapus
  39. Untuk alat HPLC ini apa rentan terhadap goncangan ya? kalau dipindahkan apa akan mengganggu sistem kerja dari HPLC?

    BalasHapus
  40. HPLC tahan thd goncangan. Namun demikian alat HPLC bukan merupakan alat mobile. Penempatan juga harus di dalam ruang pada suhu 25djt C dan terkontrol kelembabannya.

    BalasHapus
  41. Untuk pemeriksaan residu pestisida golongan organofosfat sebaiknya menggunakan metode GC atau HPLC ? reagen yang digunakan apa saja ?
    terima kasih sebelumnya

    BalasHapus
  42. Organophosphat menggunakan GC. Instruksi kerja uji/prepasrasi sampel sudah banyak yang mengupload.

    BalasHapus
  43. bisa .. dg menggunakan variasi larutan standar untuk pembuatan kurva standar konsentrasi vs luas area.. lalu luas area sampel d plot ke pers.garisnya

    BalasHapus
  44. mbak... kenapa kalu HPLC itu fase geraknya harus campuran ?

    BalasHapus
  45. Fase gerak campuran untuk optimalnya pemisahan peak. Tidak hanya di HPLC, pada TLC juga berupa campuran.

    BalasHapus
  46. salam kenal,
    saya mahasiswa kedokteran dan saya berencana membuat skripsi tentang molecular docking 3 herbal pd sod. 3 herbal ini rencananya di cari senyawa aktif tertinggi yg ada setelah ekstraksi. tpi krn yg saya buthkan hanyalah 'senyawa apa yg paling tinggi' (hasil angka tdk keluarpun tak apa), sebaiknya saya memakai metode apakah? hplc/tlc/lcms? terima kasih banyak atas bantuannya...

    BalasHapus
  47. Gunakan LCMS untk mengetahui peak terbesar sehingga bisa diketahui penyusun senyawa (struktur&gugus) berdasar data base dari LCMS. Alternatif kedua, gunakan TLC agar secara kualitatif bisa terdeteksi golongan senyawa menggunakan spray reagent.

    BalasHapus
  48. terima kasih atas masukannya.. sangat membantu sekali :)

    BalasHapus
  49. untu uji pestisida golongan orghanopospat dan orghanoklorin dengan metode hplc, bisa diinfokan fase gerak dan fase diam yang cocok apa ya? adakah buku yang menjelaskan mengenai anilisis golongan pestisida tersebut dengan metode hplc, ditunggu jawabannya ya terima kasih

    BalasHapus
  50. 0rghanopospat dan orghanoklorin secara umum menggunakan GC (kromatografi gas). Penggunaan HPLC untuk golongan karbamat.

    BalasHapus
  51. salam lansida
    kalau sya mau menetapkan kadar kafein dlm kopi bubuk baiknya menggunakan HPLC atau TLC? trus biayanya yg lebih murah yg mana ya? trims

    BalasHapus
  52. Untuk parameter uji kafein dalam matrik sampel kopi, penggunaan HPLC dan TLC sama akurat dan presisinya. HPLC jika kadar senyawa yang dideteksi sangat rendah, dibawah 10 ppm. Biaya uji HPLC lebih mahal 2 kali lipat drpd TLC.

    BalasHapus
  53. salam lansida
    dapatkah HPLC di pakai untuk mendeteksi senyawaan berwarna?

    BalasHapus
  54. Bisa. Panjang gelombang senyawa berwarna antara 400-800nm.

    BalasHapus
  55. Untuk analisa karbamat apakah cocok menggunakan detector UV-Vis ?

    BalasHapus
  56. Karbamat lebih peka jika menggunakan detektor fluorecent.

    BalasHapus
  57. perbedaannya dengan GCMS bapak?

    BalasHapus
  58. GCMS merupakan kromatografi gas yang dilengkapi spektro massa untuk deteksi senyawa yang terpisah dengan acuan data base dalam alat instrument. Kalau HPLC merupakan kromatografi cair yang membuat pemisahan di kolom berdasarkan perbedaan polaritas senyawa.

    BalasHapus
  59. Mengapa analisis secara GC dapat digunakan untuk pemisahan senyawa dalam jumlah yang lebih banyak dibanding analisis secara HPLC? dan pada pemisahan campuran obat, kapan kita memilih teknik isokratik secara HPLC dan teknik isothermal secara GC? terimaksih banyak semoga Tuhan membalas kebaikan bapak

    BalasHapus
  60. GC justru hanya dapat memisahkan senyawa dalam jumlah lebih sedikit dibanding HPLC. Volume injeksi untuk GC 1-5 microliter sedang HPLC bisa 25 mikroliter. Isothermal diprogram jika rentan titik lebur santar senyawa dalam sampel yang diuji cukup besar. Isokratik pada HPLC untuk senyawa yang beda polaritasnya besar.

    BalasHapus
  61. Untuk penetapan kadar phenylpropanolamin HCl d usp menggunakan kolom L11,sedangkan kolom yg tersedia C18,,apakah bisa diaplikasikan dengan kolom C 18?

    BalasHapus
  62. Saya mahasiswa berencana melakukan penelitian mengenai kandungan glikosida pada beragam varietas suatu tanaman. Apakah ada lab yang menyediakan analisis HPLC di bandung? terima kasih.

    BalasHapus
  63. Pada prinsipnya bisa. Silahkan menggunakan mobile phase isokratik methanol-buffer pH 7 (60:40)

    BalasHapus
  64. maksud parameter uji HPLC seperti contohnya bagaimana ?

    BalasHapus
  65. Karbamat, kloramfenikol, asam amino, vitamin A, D, dst, itu namanya parameter uji.

    BalasHapus
  66. alasan kenapa uji pestisida menggunakan GC?? Dan uji aflatoksin dengan HPLC??

    BalasHapus
  67. Penggunaan GC untuk senyawa yang mempunyai melting point rendah misal golongan pestisida, minyak atsiri, asam lemak yang dimetilasi, dst. Sedang aflatoksin yang mempunyai melting point tinggi pemisahannya tidak dengan ionisasi seperti pada GC tetapi dengan perbedaan polaritas menggunakan HPLC & TLC.

    BalasHapus
  68. terimakasih, jawabannya sngat membantu..

    BalasHapus
  69. saya mahasiswa,ingin menanyakan kalau saya ingin analisa ezetimibe menggunakan metode HPLC bisa tidak ya? dan bagaimana sistem HPLC nya
    terimakasih

    BalasHapus
  70. Bisa. Silahkan gunakan kolom C18 dengan mobile phase campuran air (pH 6.8, 0.05% w/v 1-heptane sulfonic acid) dan acetonitrile (30:70, v/v). Lambda maks 232 nm.

    BalasHapus
  71. Assalamuallaikum
    Mau brtanya kalau uji benzen apakah bisa mnggunakan hplc?yg tedapat campuran air. Mksih

    BalasHapus
  72. Uji benzena valid menggunakan GC yang menggunakan carrier berupa gas.

    BalasHapus
  73. selamat siang, saya sedang melakukan pengujian Resveratrol dalam melinjo, namun setiap pengujian yang saya lakukan hanya keluar peak Gmonosides D, dan 3 derivat lain tidak keluar, mohon pencerahannya.
    terimakasih.

    BalasHapus
  74. Silahkan menggunakan kolom C18,dg mobile phase: metanol: buffer fosfat pH 6,8 (63: 37)

    BalasHapus