Pages

Kwalot / Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.)

Kandungan kimia
Biji kwalot mengandung  zat pahit,  triterpen, sterin, lilin, senyawa fenolik (zat samak).  Zat pahit yang terdapat dalam biji Brucea javanica L. Meer terdiri dari bruseantin, bruseantinol, brusein A, B, C, D, dehidrobusein A, brusatol, yadanziolid, yadanziolid A, yadanziolid C, yadanziolid F, senyawa pahit mirip kantin-6-on.1,9,11)

Efek Biologi dan Farmakologi
Biji :   ekstrak   biji  Brucea  javanica   efektif  sebagai amubisida. Bruseantin dan brusein C berhasil diisolasi dari ekstrak biji yang larut dalam n-butanol, senyawa tersebut aktif terhadap Entamoeba histolytica. Potensi tersebut diperkirakan karena terjadinya penghambatan sintesis protein parasit malaria. Di samping itu ekstrak biji Brucea javanica aktif terhadap Shigella shiga, S.Boydii, Salmonella derby, Salmonella typhi tipe II, Vibrio cholerae inaba, Vibrio cholerae ogawa.  Brusatol yang diisolasi dari biji dilaporkan efektif untuk penyembuhan disentri. Dari hasil penelitian in vitro maupun in vivo diketahui bahwa ekstrak buah makasar berefek sebagai antiplasmodia. Secara in vitro diketahui bahwa keberadaan bruseantin berefek positif terhadap Plasmodim falciparum yang resisten terhadap klorokuin. Efek positif ekstrak kwalot ditemukan pula pada Plasmodium berghei secara in vivo pada percobaan dengan mencit.
IC50 dari sembilan macam senyawa kuasinoid terhadap Plasmodium falciparum K-1 (resisten terhadap klorokuin) pada pemberian secara oral berkisar antara 0,0046-0,0008 mg/ml. Empat dari kesembilan senyawa tersebut juga aktif terhadap Plasmodium berghei secara in vivo setelah pemberian secara  oral.
Efektivitas bruseolid yang ditemukan dalam Brucea javanica terhadap Plasmodium berghei lebih tinggi bila dibanding klorokuin pada percobaan in vivo dengan mencit. Di samping itu ditemukan pula adanya aktivitas sitotoksik suatu golongan kuasinoid hasil isolasi dari Brucea javanica. Aktivitas antidisentri hasil pengujian klinik ekstrak buah Brucea javanica kurang efektif bila dibandingkan dengan emetin. 4)
Pada jenis Brucea yang lain yaitu Brucea anti-dysentrica ditemukan bahwa 11-hidroksikantin-6-on dan 1,11-dimetoksikantin-6-on mempunyai potensi sebagai antitumor secara in vitro maupun in vivo. Selain itu ditemukan bahwa bruseanol C mempunyai potensi antitumor terhadap "human KB,A-549 lung carcinoma secara in vitro.6,7)

Farmakologi Klinik

Buah :  Ekstrak buah biasa digunakan  pada pengobatan disentri amoeba. Dari penelitian diketahui bahwa aktivitas antidisentri ekstrak buah Brucea kurang efektif bila dibandingkan dengan emetin.
Kontra Indikasi
Buah  sebaiknya  tidak  digunakan pada anak-anak,  wanita hamil dan wanita yang baru menyusui. 

Efek yang tidak diinginkan
Penggunaan eksternal buah dilaporkan adanya beberapa  kasus  anafilaksis . 4) 

Kegunaan di Masyarakat
Biji : secara tradisional pada umumnya digunakan pada pengobatan berbagai penyakit antara lain kanker, disentri, malaria. 11)
Akar : digunakan untuk mengobati demam, disentri, batuk, rematik.
Daun : digunakan untuk mengobati demam, kudis, bisul, penawar racun lipan
Buah : digunakan untuk mengurangi perdarahan, disentri.
Seluruh bagian tumbuhan: digunakan dalam peng-obatan  demam, kejang perut, disentri. 3) 

Cara Pemakaian di Masyarakat
Untuk  pengobatan  disentri amuba :
7-10 buah biji kwalot dibuat infusa dengan 110 ml air; diminum 1 kali sehari 100 ml, diulang selama 12 hari.14)
Untuk  pengobatan  malaria :
Tujuh sampai sepuluh buah biji kwalot, 7 gram herba meniran, 1 gram kulit kayu pule dan 110 ml air, dibuat infusa; diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 14 hari dan untuk pemeliharaan diminum 1 kali sebulan 100 ml. 14)

Deskripsi Tumbuhan 
Sinonim : Brucea amarissima (Lour.) Merr.
                     Brucea Sumatrana Roxb.            
Suku        : Simaroubaceae
Waktu berbunga  : Januari  - Desember.5)

Perawakan : semak tinggi,  tegak, sangat pahit, tinggi 1-2,5 m.
Buah Makasar
Daun : susunan menyirip ganjil; anak daun 5-13, sebagian besar berhadapan, anak daun; bentuk bulat telur-memanjang-lanset, ujung meruncing, tepi bergerigi-beringgit, pangkal membulat atau runcing, berambut 5,5-17,5 kali 2-7,5 cm.
Bunga: berkelamin 1 atau 2, dalam susunan malai sempit  panjang  2-30 cm.
Perhiasan bunga : kelopak; segmen kelopak sangat kecil, bentuk oval-bulat telur terbaik, 0.75-1 mm.
Mahkota : 5 daun mahkota, bentuk memanjang, tumpul, berambut jarang, sepanjang tepi berkelenjar, berwarna hijau-ungu.
Benang sari : sebanyak daun mahkota, kepala sari tidak ada pada bunga betina.
 Buah  Brucea javanica (L.) Merr. telah dikeringkan
Putik : pada bunga jantan rudimenter, bertaju 4, pada bunga yang berkelamin 2 atau bunga betina bakal buah  dan tangkai putik 4, lepas, tonjolan penebalan dasar bunga jelas.
Buah : batu bulat memanjang, panjang  8 mm.5) 

Daerah distribusi, Habitat  dan Budidaya       
Tumbuhan ini dapat hidup pada daerah dengan ketinggian 0,5 -550 m dpl. Lebih kurang ditemukan 6 jenis tumbuhan yang  tumbuh di Afrika. Di Indonesia banyak tumbuh di Jawa dan Madura, yaitu biasanya terdapat pada belukar, di tepi sungai, hutan jati, hutan sekunder muda, dan sebagai tanaman pagar. 5,9,15)

Pustaka
  1. Alam, G., 1996. Pengaruh Penambahan (L)-Triptofan dan Nisbah Amonium / Nitrat dalam Kultur Suspensi Sel Brucea javanica (L.) Merr. terhadap Produksi Alkaloid Indol, Tesis, Program Studi Ilmu Farmasi, Jurusan Ilmu-Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.
  2. Anderson, M.M., O'Neill, M.J., Phillipson, D. J., Warhurst, D.C., 1991. In vitro Cytotoxicity of a Series of Quassinoids from Brucea javanica Fruits Against KB Cells, Planta Med,  57, 62-64 
  3. Anonim., 1995. Medicinal Herbs Index in Indone-sia, Jilid II, PT. Eisai Indonesia, Jakarta, 163
  4. Anonim., 1999.  WHO  Monographs on  Selected Medicinal  Plants, Vol. 1, WHO Geneva, 59-64
  5. Backer, C.A., & Bakhuizen v.d. Brink, R.C., 1965. Flora of Java, Volume II, NVP Noordhoff, Groningen,  111
  6. Fukamiya, N., Okano, M., Aratani, T., Negoro, N., Lin, Y.M., and Lee, K.H., 1986. Antitumor Agent: LXXXVII. Cytotoxic Antileukemic Canthin-6-one Alkaloids from Brucea antidysenterica and the Structure Activity Relationships of their Related Derivatives, Planta Med, 140-143
  7. Fukamiya, N.,  Okano, M.,  Tagahara, K.,  Aratani, T., and Lee, K.H., 1988. Antitumor Agents, 93. Bruceanol C, a New Cytotoxic Quassinoid from Brucea antidysenterica, J.Nat.Prod, 51, (2) 349-352
  8. Hall, I.H., Lee, K.H., Imakura, Y., Okano, M., Johnson, A., 1983. Anti-inflammatory Agents III: Structure-Activity Relationships of Brusatol and Related Quassinoids, J.Pharm.Sci., 72, (11) 1282-1284
  9. Hegnauer, R., 1986. Chemotaxonomie der Pflan-zen, Birkhäuser Verlag, Stuttgart.380, 390
  10. Liu, K.C.S., Yang, S.L., Yeoman, C.L., Homayer, B.C., Roberts, M.F., dan Pillipson J.D., 1990. The Effect of Seed Source and Media Composition on The Production of Cantin-6-ones in Cell Suspension Cultures of Brucea javanica, Planta Med,  56, (6)  632 
  11. O'Neil,  M.J.,  Bray,   D.H.,   Boardman, P.,  Chan,  K.L., Phillipson, J.D., 1987. Plants as Sources of Antimalarial Drugs, part 41: Activity of Brucea javanica Fruits Against Chloroquine-resistant Plasmodium falciparum in vitro and Against Plasmodium Berghei  in vivo, J. Nat. Prod, 50, (1) 41-48 
  12. Phillipson, J.D., and Darwish, F.A., 1981. Bruceolides from Fijian Brucea javanica, Planta Med,  41, ( 3) 
  13. Phillipson, J.D., and Darwish, F.A., 1979. TLX-5 Lymphoma Cells in Rapid Screening for Cytotoxicity in Brucea Extracts, Planta Med, 35, 308-315 
  14. Soedibyo, M., 1998.  Alam  Sumber Kesehatan, Manfaat  dan Kegunaaan, Balai Pustaka Jakarta, 95-96 
  15. van Steenis, C.G.G.J., 1997.  Flora  Untuk  Seko-lah di Indonesia,  PT Pradya Paramita, Jakarta.

2 komentar:

  1. kalau mau memebeli buah makasar segar dmna ya? trmksh

    BalasHapus
  2. Pemesanan kwalot / buah makasar silahkan kunjungi web: www.minyak-atsiri.com

    BalasHapus