Pages

Ekstraksi Bahan Alam

Apakah ekstraksi itu?
Cara untuk memperoleh sediaan yang mengandung senyawa aktif dari suatu bahan alam dengan menggunakan pelarut yang sesuai.

Mengapa harus diekstraksi? 
Agar ekstrak hanya mengandung senyawa aktif yang terkandung didalam simplisia/ bahan alam sehingga perlu dipilih cairan penyari yang paling optimal mampu menarik senyawa aktif.

Bahan yang diekstraksi  
Bahan yang diekstraksi bisa berupa bahan segar maupun bahan kering. Untuk bahan kering harus dikecilkan dahulu ukuran partikelnya (diserbuk).
    Syarat pelarut yang digunakan
    • Selektif
    • Stabil secara fisik dan kimia
    • Ekonomis
    • Keamanan
    • Ramah lingkungan
    Cairan pelarut dalam pembuatan ekstrak adalah pelarut yang optimal untuk senyawa kandungan berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan lainnya. Ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan.

    Metode Ekstraksi
    Ada beberapa metode ekstraksi simplisia bahan alam, antara lain maserasi, infundasi, digesti, perkolasi dan soxletasi. Keterangan singkatnya sebagai berikut :

    Maserasi
    • Ekstraksi bahan dengan pelarut pada suhu kamar selama waktu tertentu dengan sesekali diaduk/digojok.
    • Remaserasi : dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama.
    • Maserasi kinetik : dilakukan pengadukan terus-menerus.
    • Digesti : maserasi kinetik yang dilakukan pada suhu diatas suhu kamar, biasanya pada suhu 40-50°C.
    Caranya :
    Sejumlah bahan ditempatkan pada wadah tertutup, ditambah dengan pelarut dengan perbandingan kira-kira 1:7. Diamkan selama 5 hari pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya dengan sesekali diaduk. Setelah itu, cairan dipisahkan, buang bagian yang mengendap.

    Infundasi
    Panci Infusa
    Infundasi merupakan metode ekstraksi dengan pelarut air. Pada waktu proses infundasi berlangsung, temperatur pelarut air harus mencapai suhu 90ºC selama 15 menit.
    Rasio berat bahan dan air adalah 1 : 10, artinya jika berat bahan 100 gr maka volume air sebagai pelarut adalah 1000 ml.

    Caranya :
    Serbuk bahan dipanaskan dalam panci dengan air secukupnya selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90ºC sambil sekali-sekali diaduk. Saring selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume yang diinginkan. Apabila bahan mengandung minyak atsiri, penyaringan dilakukan setelah dingin.

    Dekoksi
    Dekoksi merupakan proses ekstraksi yang mirip dengan proses infundasi, hanya saja infuns yang dibuat membutuhkan waktu lebih lama (≥ 30 menit) dan suhu pelarut sama dengan titik didih air.

    Caranya :
    Serbuk bahan ditambah air dengan rasio 1 : 10, panaskan dalam panci enamel atau panci stainless steel selama 30 menit. Bahan sesekali sambil diaduk. Saring pada konsidi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume yang diinginkan.

    Perkolasi
    Perkolator 60 liter
    Perkolasi adalah proses ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna. Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang. Sedangkan parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah tidak mengandung senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam terlihat tetesan perkolat sudah tidak berwarna.

    Caranya :
    Serbuk bahan dibasahi dengan cairan penyari dan ditempatkan pada bejana silinder. Bagian bawah bejana diberi sekat berpori untuk menahan serbuk. Cairan penyari dialirkan dari atas kebawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel yang dilalui sampai keadaan jenuh.

    Soxkletasi
    Alat Sokhlet
    Yaitu proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus soxklet sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik.

    Caranya :
    Serbuk bahan ditempatkan pada selongsong, lalu ditempatkan pada alat soxhlet yang telah dipasang labu dibawahnya. Tambahkan pelarut sebanyak 2 kali sirkulasi. Pasang pendingin balik, panaskan labu, ekstraksi berlangsung minimal 3 jam dengan interval sirkulasi kira-kira 15 menit.

    Layanan pembuatan ekstrak (ekstraksi simplisia/ bahan alam), fraksinasi, isolasi senyawa aktif dan penyulingan minyak atsiri untuk keperluan penelitian silahkan klik disini.

    24 komentar:

    1. apa keuntungan metode remaserasi? trima kasih

      BalasHapus
    2. Agar senyawa aktif terekstraksi sempurna. Maserasi sekali terjadi kesetimbangan shg hanya sebagian tersari.

      BalasHapus
    3. bagaimana cara memilih pelarut yang cocok untuk bahan yang akan di ekstrak?

      BalasHapus
    4. Pada dasarnya pelarut tidak boleh bereaksi dengan senyawa yang terlarut. Pilih juga yang viskositasnya rendah agar koefisien difusi meningkat sehingga laju ekstraksi juga meningkat. Secara umum dengan trial beberapa pelarut & konsentrasi kemudian diukur kadar senyawa yang terlarut, buat grafik dengan perhitungan SLD.

      BalasHapus
    5. kalo pelarut ekstrak belimbing wuluh untuk mendapatkan hasil flavonoid yang baik ap ya?

      BalasHapus
    6. Silahkan gunakan solvent etano 50%.

      BalasHapus
    7. apa fungsi pemanasan pada pembuatan dekok ya??????

      BalasHapus
    8. Pemanasan untuk meningkatkan kelarutan dan menggeser polaritas.

      BalasHapus
    9. kalau sy mau beli alat untuk maserasi apa bisa dibantu , tks

      BalasHapus
    10. Pemesanan alat ekstraksi silahkan hubungi 0274-6668808

      BalasHapus
    11. adakah syarat panci untuk infusa? knp pemanasan hrs mncapai 90 derajat? terimakasih

      BalasHapus
    12. Tidak ada syarat khusus untuk panci infusa, yang penting inert, tidak ada mekanisme reaksi terhadap simplisia dalam panci. Pilih panci enamel atai stainless steel. Pemanasan 90 derajat C untuk meningkatkan kelarutan senyawa polar, disisi lain larutan stabil 90drjt jika pemanasan dengan uap air.

      BalasHapus
    13. mengapa infusa harus dipanaskan selama 15menit?perbedaannya dengan rebusan apa?

      BalasHapus
    14. Apa beda hasil dari ekstraksi cair dengan destilasi...?
      bagaimana cara paling sederhana untuk menguapkan air pelarutnya..? trims

      BalasHapus
    15. Infusa dipanaskan dengan penangas air agar tercapai suhu stabil 90 drjtC, waktu standar sesuai MMI 15 menit. Rebusan dicapai suhu air mendidih 100 drjtC dengan waktu mendidih 10 menit atau 30 menit.

      BalasHapus
    16. @Dimar: Beda proses, destilasi merupakan pemisahan fase bersadarkan titik didih. kalau ekstraksi merupakan pemisahan kelompok senyawa berdasarkan perbedaaan polaritas dengan menggunakan solvent. Cara menguapkan dipanaskan dlm cawan porselin diatas penangas air. Metode lbh baik lg dg evaporaror vakum.

      BalasHapus
    17. Bagaimanakah cara paling sederhana mengambil aroma / essen dari bahan tembakau tanpa mengandung unsur lain, trutama nikotin..???.
      Apa ada essen tembakau sintetis..? apakah di sini jual..?
      trims

      BalasHapus
    18. ada sumber yg menyatakan infusa tahan 24jam dan 1bulan,yg benar yg mana?
      penyimpanan infusa pada tempat sejuk,suhu kamar atau lemari pendingin?tepatnya suhu berapa?terimakasih

      BalasHapus
    19. Aroma tembakau tidak bisa disari hanya dengan metode ekstraksi jika harus bebas senyawa lain. Essen tembakau sintetik tersedia. Silahkan pesan di www.minyak-atsiri.com

      BalasHapus
    20. kalo mengekstrak risin kayak gimana?

      BalasHapus
    21. Resin maksudnya? Tergantung matrix sampel yang diekstraksi. Bisa diekstraksi menggunakan solvent non polar atau metode coldpressed.

      BalasHapus
    22. Kk mau tanya kalau mau ektrasi untuk ambil senyawa flavonoid dan saponin dri daun kemangi sebaikny menggunakan pelarut apa? Alasannya apa?

      BalasHapus
    23. Silahkan menggunakan ethanol 50% karena saponin merupakan senyawa polar, sedang flavonoid merupakan senyawa semipolar jika dalam bentuk aglokon atau polar jika dalam tanaman masih dalam bentuk glikosida

      BalasHapus