Pages

Pengelolaan Limbah Laboratorium


Sebelum terinci lebih jauh mengenai bagaimana cara menangani limbah laboratorium, ada baiknya mengingat kembali apakah definisi limbah. Definisi limbah adalah produk buangan yang telah dipakai. Sedang produk limbah laboratorium secara umum adalah limbah bahan kimia. Definisi limbah bahan kimia sendiri adalah buangan bahan kimia yang telah dipakai, campuran bahan kimia atau bahan kimia yang belum dipakai namun sudah rusak.
Sedang teori hukum alam yaitu suatu zat tidak ada yang lenyap (nothing vanishes) artinya bahan kimia apapun apabila dibuang tidak akan lenyap dari lingkungan kita. Ada kemungkinan mengubah material dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Akan tetapi material asli dan material yang telah diubah tetap berada di lingkungan kita. Itulah problematika besar bagi kita. Dengan demikian apabila kita menerapkan manajemen limbah yang baik akan mengurangi efek buruk dari material terhadap lingkungan di masa mendatang.

Laboratorium merupakan salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar.Sumber limbah tersebut antara lain dari :
Bahan baku kadaluarsa
Bahan habis pakai (misal eluan dan medium biakan yang tidak terpakai)
Produk proses di laboratorium (misal sisa spesimen)
Berkaitan dengan pembuangan limbah ini, bukan hanya ketentuan hukum saja yang mengatur dan menjerat, akan tetapi termasuk juga pengertian tanggung jawab pribadi terhadap lingkungan. Sehingga sudah semestinyalah harus ditekankan untuk mengumpulkan dan secara profesional membuang residu bahan kimia.

Potensi Polutan Air (WGK)
Perusahaan besar seperti Merck mencantumkan potensi polutan air terhadap berbagai kelas dengan Wassergefaehrdungsklassen (WGK) berdasarkan bahaya polusi yang ditimbulkan.
Kriteria penilaiannya berdasarkan NWG (nicht wassergefaehrdend) yaitu :
0 = tidak berbahaya untuk air
1 = senyawa penyebab polusi ringan
2 = senyawa penyebab polusi
3 = senyawa penyebab polusi berat

WGK 1
WGK 2
WGK 3
Asam asetat
Alumunium klorida
Besi klorida
Magnesium klorida
Metanol
Asetonitril
Klorobenzena
Kobal nitrat
Tembaga(II) sulfat
Timah hitam klorida
Benzena
Kadmium klorida
Kloroform
Nikel sulfat
Kalium kromat

Definisi Limbah Bahan Kimia Berbahaya adalah Limbah yang mempunyai efek toksik dan berbahaya terhadap manusia.
Adapun klasifikasi pengumpulan limbah labotorium antara lain :
Kelas
Jenis
A
Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam
larutan
B
Pelarut organik mengandung halogen dan senyawa organik
dalam larutan
C
Residu padatan bahan kimia laboratorium organik
D
Garam dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan
kemasan pada pH 6 -8
E
Residu bahan anorganik beracun dan garam logam berat dan larutannya
F
Senyawa beracun mudah terbakar
G
Residu air raksa dan garam anorganik raksa
H
Residu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara terpisah
I
Padatan anorganik
J
Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik

Untuk pelarut organik bebas halogen - kelas A antara lain :
• Aliphatic and alicyclic hydrocarbons
• Aromatic hydrocarbons
• Alcohols
• Ketones
• Esters
• Ethers
• Glycol ethers

Pelarut Organik mengandung Halogen – Kelas B :
CFC (chlorinated fluorinated hydrocarbons)
CHC (chlorinated hydrocarbons)
HHC (halogenated hydrocarbons)

Cara Pengumpulan Limbah Laboratorium
Pembuangan Limbah
  • Limbah laboratorium dikumpulkan dan dibuang dalam wadah terpisah menurut tipe bahan kimia yang berkaitan 
  • Wadah diberi label (A-J) 
  • Dengan label A-J dipastikan bahan kimia yang terkumpul dalam satu kategori tidak bereaksi satu sama lain 
  • Pengecekan untuk kandungan asam dan basa 
  • Sebelum dikumpulkan, lakukan penetralan. Sediakan larutan penetral.
Wadah Cairan Pelarut Organik
Dapat tahan terhadap bahan kimia yang disimpan
Tidak mudah pecah/rusak
Anti-bocor dan rapat gas
Memiliki sertifikat UN untuk pengangkutan limbah internasional
Wadah harus ditempatkan di ruang berventilasi baik
Wadah harus disimpan tertutup rapat untuk mencegah penguapan uap berbahaya
Pilih wadah yang tepat (mengeliminir kebocoran)

Kemasan untuk limbah asam dan basa:
Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner
1. Corong untuk kemasan baja nirkarat
2. Corong untuk kemasan Kombinasi
3. Corong untuk kemasan PE
1                                     2                                  3
Sedang untuk pelarut organik yang secara umum bersifat mudah terbakar, perlakuan wadah/penampungnya :
• Hindari sumber nyala (api terbuka, loncatan listrik, elektris statis, permukaan panas)
Grounding (“Bumikan”) wadah penampungan

Persyaratan Wadah
  • Harus dalam kondisi baik, tidak rusak, bebas dari korosi dan kebocoran. 
  • Bentuk, ukuran dan bahan wadah harus sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang hendak dikemas. 
  • Terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP atau PVC), atau bahan logam (teflon, baja, karbon, SS304, SS316 atau SS440) dan tidak bereaksi bereaksi dengan limbah B3 yang disimpannya.
Prinsip Pengemasan Limbah B3 :
  1. Limbah yang tidak saling cocok, disimpan dalam kemasan berbeda.
  2. Jumlah pengisian volume limbah harus mempertimbangkan terjadinya pengembangan volume, pembentukan gas atau kenaikan tekanan selama penyimpanan. 
  3. Ganti kemasan yang mengalami kerusakan permanen (korosi atau bocor) dengan kemasan lain. 
  4. Kemasan yang telah berisi limbah ditandai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 
  5. Kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus dilaporkan sebagai bagian pengelolaan limbah.

Senyawa Inkompatibel (tidak boleh dicampur)


Senyawa


Tidak boleh dicampur dengan
Eksplosif atau
menghasilkan
panas, gas atau
substansi yang
mudah menyala
Menghasilkan gas toksik, atau tidak stabil atau substansi berbahaya
Asam asetat
Alkohol, asam kromat, etilen glikol,asam nitrat,
asam perklorat, peroksida, permanganat

x

Asetat anhidrat
Asam kromat, etilen glikol, asam nitrat, asam perklorat, peroksida, permanganat.
alkohol, air : senyawa yang mengandung hidroksil
x

Aseton
Campuran asam nitrat / asam sulfat pekat
x

Asetilen
halogen, tembaga dan alloy nya, silver dan mercury, garam logam berat
x

Logam alkali
Air, asam, alkohol, halogen, asam halida,oksigen udara,garam, hidrokarbon terhalogenasi, seluruh oksidator, karbondioksida
x

Alkil aluminium
Air, udara,alkohol
x

Aluminium klorida
Air, alkohol, hidrida
x

Bubuk
Aluminium
Semua agen oksidator, asam, alkali,
hidrokarbon halogenasi, peroksida
x

Amoniak dan
alkil amina yang
lebih rendah
halogen, bubuk logam, asam,
merkuri (dari termometer), kalsium
hipoklorit, asam fluorida
x

Ammonium nitrat
Asam, bubuk logam, cairan mudah
menyala, klorat, nitrat, sulfur,
senyawa organik bercabang atau
material mudah menyala
x

Senyawa arsenik
Senyawa pereduksi

x

Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dari materi diatas seperti :
Manajemen limbah yang baik mengurangi efek buruk dari material terhadap lingkungan
Jangan buang limbah langsung ke lingkungan atau ke saluran air (meledak!)
Limbah juga memberikan potensi polusi terhadap air
Kelompokan limbah laboratorium berdasarkan klasifikasinya
Wadah juga harus dipilih yang sesuai dengan limbah yang ditampung
Perhatikan sifat inkompetibelitas tiap zat kimia yang dibuang yang bisa memunculkan reaksi eksotermis hingga ledakan.
Safety with Lansida: Improving Life
and Environment

7 komentar:

  1. terima kasih sarannya,,sangat membantu :)

    BalasHapus
  2. terimakasih :), sangat membantu

    BalasHapus
  3. Luar biasa. Terimakasih. Tulisan ini sangat membantu. Biar penanganan limbah dapat dilakukan dengan lebih baik lagi, sehingga tidak terdapat pihak-pihak yang dirugikan

    BalasHapus
  4. thanks for your information

    BalasHapus
  5. thanks for your information :)

    BalasHapus