Perawakan Jambu Mete |
Biji : asam anakardat, asam fitat, a-katekin, anakar-dol, b-sitosterol, asam kaprat, asam kaprilat, kardanol, asam galat, asam glutamat dan asam miristat. 7, 19, 23) Hasil isolasi dari ekstrak CNSL dengan Petroleum eter ditemukan 6-(8z,11z,14-pentadekatrienil) asam salisilat, 6-(8z, 11z-pentadekadienil) asam salisilat, 6-(8z-pentadesil) asam salisilat dan 6-pentadesil asam salisilat.10)
Dalam biji ditemukan pula golongan senyawa asam amino yaitu alanin, arginin, triptofan, sistin, folasin, glisin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, asam pantotenat, serin, asam laurat. Semakin tua umur buah, kadar protein makin menurun; sebaliknya semakin tua umur biji, kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi.7,13)
Varietas hanya berpengaruh terhadap kadar karbohidrat dan lemak (kadar karbohidrat varietas merah > kuning > jingga > orange).
Kulit batang : alkaloid, flavonoid, tanin, saponin.21) Komponen penyusun getah Anacardium occidentale Lour. terdiri dari asam anakardat dan kardol (suatu senyawa yang dapat menyebabkan iritasi kulit). Hasil hidrolisis getah ditemukan arabinosa, galaktosa dan ramnosa.
Minyak atsiri : komponen minyak atsiri tumbuhan yang termasuk suku anacardiaceae (daun, bunga, dan buah) pada umumnya terdiri atas pinen, felandren, borneol, karvakrol.
Senyawa penyebab iritasi kulit terdapat dalam getah tumbuhan yang termasuk suku anacardiaceae. Dari suatu penelitian diperkirakan bahwa senyawa iritan kulit tersebut berupa senyawa fenolik dengan rantai samping yang relatif panjang antara lain asam anakardat, kardol. Anakardol akan terbentuk karena kardol kehilangan gugus karboksilat.8)
Zat samak : tersusun dari asam galat (daun), asam elagat dan katekin (kayu).
Pendinginan buah pada 00C selama 12 jam dapat mengurangi rasa sepet dan kadar tanin. Pendinginan dan penjernihan buah dengan gelatin 0,25% dapat mengurangi kadar tanin sebesar 50-75%, sedangkan pemanasan dengan uap air panas selama 15 menit meningkatkan kekeruhan dan angka asam, di samping itu dapat merupakan penyebab pada perubahan cita rasa pada sari buah.
Daun : asam hidroksi benzoat, glikosida kaemferol, glikosida kuersetin. Komponen eksudat terdiri dari 4-O-metil glukuronat, arabinosa, galaktosa dan ramnosa.7,20)
Efek Biologi dan Farmakologi
Pemberian infusa daun jambu mete menunjukkan efek penenang dan dapat mengurangi rasa sakit (nyeri) pada mencit. 16, 17)
Daun : dekokta daun jambu mete dapat mengham-bat "condition responce" (CR) pada tikus putih.15)
Kulit biji : sari kulit biji jambu mete berkhasiat sebagai obat cacing .23)
Buah: pemberian sari buah jambu mete pada tikus percobaan dengan kadar tanin 0,14% (sari buah perlakuan) dan 0,12% (sari buah kontrol) mempunyai kemampuan yang sama dalam menurunkan kolesterol total serum darah tikus. Sari buah jambu mete dapat menurunkan kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan menaikkan kolesterol HDL serum darah tikus. Selain itu juga dapat menurunkan daya cerna protein dan pati, meningkatkan ekskresi kalsium feses, serta menekan laju pertambahan berat badan tikus .5)
Asam anakardat berpotensi sebagai insektisida terhadap Sitophilus zea mays Motsch., sebagai racun kontak maupun racun perut. 10)
Uji klinik
Uji klinik yang telah dilakukan memberikan hasil bahwa pasien memiliki tolerabilitas yang baik terhadap perasan daun jambu mete yang dipekatkan menjadi ekstrak, dosis 3 x sehari 4 g selama 7 hari, sedangkan perasan daun jambu mete mempunyai manfaat klinik untuk pengobatan nyeri sendi derajat sedang, meskipun tidak sampai menyembuhkan.3) Kuersetin merupakan senyawa anti nyeri yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi.8)
Kegunaan dalam masyarakat
Buah: pada umumnya digunakan sebagai makanan dan untuk obat penyakit kulit.10)
Kulit batang: sering digunakan untuk penang-gulangan disentri, diabetes, radang pada mulut, sakit gigi, pencahar, sariawan. 2, 10, 23)
Biji : selain untuk makanan juga untuk pelembut kulit. Minyak biji untuk ruam kulit, sedangkan tangkai daun untuk bahan pengelat. 2,10)
Buah: pada umumnya digunakan sebagai makanan dan untuk obat penyakit kulit.10)
Kulit batang: sering digunakan untuk penang-gulangan disentri, diabetes, radang pada mulut, sakit gigi, pencahar, sariawan. 2, 10, 23)
Biji : selain untuk makanan juga untuk pelembut kulit. Minyak biji untuk ruam kulit, sedangkan tangkai daun untuk bahan pengelat. 2,10)
Akar : digunakan sebagai pencahar. 4)
Daun : untuk obat penyakit kulit dan luka bakar.
Cara pemakaian di masyarakat
Untuk mengobati penyakit kulit :
digunakan 1 genggam daun jambu monyet, ¾ genggam daun ketepeng kebo, 5 jari akar terobak, dicuci dan di potong-potong kemudian direbus dengan air ¾ blik sampai mendidih 15 menit. Air rebusan pada keadaan suam-suam kuku digunakan untuk menggosok tubuh dan mandi berendam (1-2 x sehari).11)
Untuk mengobati urus-urus:
digunakan ± 10 gram kulit batang Jambu mete, dicuci dan direbus dengan 2 gelas air selama 20 menit; hasil rebusan diminum dua kali sehari sama banyak.
Deskripsi Tanaman
Suku : Anacardiaceae
Daun : untuk obat penyakit kulit dan luka bakar.
Cara pemakaian di masyarakat
Untuk mengobati penyakit kulit :
digunakan 1 genggam daun jambu monyet, ¾ genggam daun ketepeng kebo, 5 jari akar terobak, dicuci dan di potong-potong kemudian direbus dengan air ¾ blik sampai mendidih 15 menit. Air rebusan pada keadaan suam-suam kuku digunakan untuk menggosok tubuh dan mandi berendam (1-2 x sehari).11)
Untuk mengobati urus-urus:
digunakan ± 10 gram kulit batang Jambu mete, dicuci dan direbus dengan 2 gelas air selama 20 menit; hasil rebusan diminum dua kali sehari sama banyak.
Deskripsi Tanaman
Suku : Anacardiaceae
Asal-usul : Amerika tropis.6)
Waktu berbunga : Februari-Nopember.6)
Jambu mete biasa juga disebut jambu monyet, jambu mede atau jambu mente.
Perawakan : pohon, berumah satu, banci, hijau sepanjang tahun, 8-12 m.
Batang : batang pokok berpola monopodial, bagian atas ke arah simpodial, bengkok, bercabang dekat tanah, bergetah merah seperti lem, ranting berdaun di ujung. Daun: tunggal, bertangkai: helaian bulat telur terbalik, pangkal runcing atau ujung membulat, melekuk ke dalam, gundul, panjang 8-22 cm, lebar 5-13 cm.
Perbungaan : malai atau malai rata, lebar 15-25 cm, di ujung batang atau cabang, berambut.
Daun pelindung : bulat telur memanjang lebar, meruncing, panjang 0,5-1 cm, dengan anak tangkai bunga 2-5 mm.
Kelopak : daun kelopak berambut, tinggi 4-5 mm.
Daun mahkota : runcing, berambut, putih berubah menjadi merah, panjang 1 cm, dengan tonjolan dasar bunga sangat kecil.
Bunga jantan : tangkai sari panjang 1 cm, staminodia terkurung oleh mahkota, putik rudimeter, terkurung oleh tabung benang sari. Bunga betina: benang sari 6 mm; staminodia 2-4 mm; bakal buah oval melebar.
Buah: tangkai berbentuk buah pir sampai bentuk jantung terbalik, kuning kadang-kadang bernoda merah, panjang 4-7,5 cm, buah tua tinggi 3 cm.6)
Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya
Waktu berbunga : Februari-Nopember.6)
Jambu mete biasa juga disebut jambu monyet, jambu mede atau jambu mente.
Perawakan : pohon, berumah satu, banci, hijau sepanjang tahun, 8-12 m.
Batang : batang pokok berpola monopodial, bagian atas ke arah simpodial, bengkok, bercabang dekat tanah, bergetah merah seperti lem, ranting berdaun di ujung. Daun: tunggal, bertangkai: helaian bulat telur terbalik, pangkal runcing atau ujung membulat, melekuk ke dalam, gundul, panjang 8-22 cm, lebar 5-13 cm.
Perbungaan : malai atau malai rata, lebar 15-25 cm, di ujung batang atau cabang, berambut.
Daun pelindung : bulat telur memanjang lebar, meruncing, panjang 0,5-1 cm, dengan anak tangkai bunga 2-5 mm.
Kelopak : daun kelopak berambut, tinggi 4-5 mm.
Daun mahkota : runcing, berambut, putih berubah menjadi merah, panjang 1 cm, dengan tonjolan dasar bunga sangat kecil.
Bunga jantan : tangkai sari panjang 1 cm, staminodia terkurung oleh mahkota, putik rudimeter, terkurung oleh tabung benang sari. Bunga betina: benang sari 6 mm; staminodia 2-4 mm; bakal buah oval melebar.
Buah: tangkai berbentuk buah pir sampai bentuk jantung terbalik, kuning kadang-kadang bernoda merah, panjang 4-7,5 cm, buah tua tinggi 3 cm.6)
Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya
Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropis, hidup di daerah kering pada ketinggian 5 -1300 m dpl. Banyak tumbuh dan dibudidayakan di Jawa pada berbagai kondisi tanah dan iklim tropis.6,18) Tumbuh optimal pada ketinggian 1300 m, dengan curah hujan 1750 mm per tahun dan pada tanah-tanah pasir.
Perbanyakan tanaman dapat dengan sistem cangkok, sambungan atau keratan cabang/ranting. Jarak tanam 7-10 m, liang tanam diberi pupuk kandang, abu dan batuan fosfat alam (120 gr/liang). Pupuk pelengkap diberikan sebanyak 2-3 kali setahun. Pemangkasan diperlukan selama tiga tahun pertama untuk membuat tajuk tanaman. Pohon mulai berbuah pada tahun ketiga dengan hasil maksimum pada umur 10 tahun; umur produktif lebih dari 20 tahun. 18)
Perbanyakan tanaman dapat dengan sistem cangkok, sambungan atau keratan cabang/ranting. Jarak tanam 7-10 m, liang tanam diberi pupuk kandang, abu dan batuan fosfat alam (120 gr/liang). Pupuk pelengkap diberikan sebanyak 2-3 kali setahun. Pemangkasan diperlukan selama tiga tahun pertama untuk membuat tajuk tanaman. Pohon mulai berbuah pada tahun ketiga dengan hasil maksimum pada umur 10 tahun; umur produktif lebih dari 20 tahun. 18)
Pustaka
- Anonim., 1985. Medicinal Herbs Index in Indonesia, Jilid I, PT. Eisai Indonesia, Jakarta, 228.
- Anonim., 1985. Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 28.
- Anonim., 1990. Uji Klinik Pendahuluan Perasan Da-un Jambu Mete (Anacardium occidentale Linn.) untuk Nyeri Sendi, Laporan Penelitian, Pusat Penelitian Obat Tradisional UGM, Yogyakarta.
- Anonim., 1995. Medicinal Herbs Index in Indone-sia, Jilid II, PT. Eisai Indonesia, Jakarta, 175.
- Asmawati.,1997. Perlakuan Pendahuluan dalam Pembuatan Sari Buah Jambu Mete dan Efek Gizinya pada Tikus Putih (Rattus norvegicus), Tesis, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Ilmu-ilmu Pertanian, Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.
- Backer, C.A., & Bakhuizen v.d. Brink, R.C., 1965. Flora of Java, Vol. II, N.V.P, Noordhoff, Groni-ngen.
- Duke's, Chemicals and their Biological Activities in: Anacardium occidentale L. (Anacardiaceae)-Cashew, Jambu Monyet, Phytochemical and Ethnobotanical Databases, USDA - ARS-NGRL. Beltville Agricultural Research Center, Beltsville. Maryland, http/www.ars-grin.gov/cgi-bin/duke/ pharmacy-scroll3.pl.
- Hegnauer, R., 1986. Chemotaxonomie der Pflanzen, Birkhäuser Verlag, Stuttgart.
- Heyne., 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid I-IV, Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta, 1224.
- Kunarto, B., 1997. Asam Anakardat Ekstrak Kulit Mete Glondong (Anacardium occidentale Linn.) dengan Beberapa Zat Pelarut Organik dan Toksisitasnya terhadap Sitophilus zea mays Motsch., Tesis, Program Studi Teknologi Hasil Perkebunan, Jurusan Ilmu-Ilmu Pertanian, Pasca Sarjana, UGM, Yogyakarta.
- Mardisiswoyo, S., dan Rajakmangunsudarso, H., 1985. Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang II, PN Balai Pustaka, Jakarta, 190.
- Muljoharjo M., Rahayu K., Margono., Masruroch. 1977. Pengaruh Umur terhadap Kadar Protein. Karbohidrat dan Lemak pada Biji Mete selama Proses Pertumbuhan Buah Jambu Mete, Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian Hortikultura, Fak Teknologi Pertanian, UGM. Yogyakarta.
- Muljohardjo, M., Rahayu, K., Margono, Mas-ruroch., 1978. Pengaruh Umur dan Varietas terhadap Kadar Protein, Karbohidrat dan Lemak pada Biji Mete selama Proses Pertumbuhan Buah Jambu Mete, Laporan Penelitian, Lembaga Pene-litian Hortikultura, Fak Teknologi Pertanian, UGM, Yogyakarta.
- Sardjono, O. S., Gunawan, S., Istiantoro, J., 1976. Efek Decoct Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) Terhadap Conditioned Avoidance Response Pada Tikus Putih, Simposium Tanaman Obat Indonesia, 267-271.
- Sari, P. W., Dirdjosudjono, S., Hartono, H., 1982. Efek Penenang Infus Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale Linn.), Laporan Pene-litian, Fak Kedokteran Hewan, UGM, Yogyakarta.
- Sari, Y. T., 1998. Pemeriksaan Efek Analgetika Infusa Daun Jambu Mete (Anacardium oxidentale L.) pada Mencit, Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 48-49.
- Sastrahidayat, I.R., dan Soemarno., 1991. Budi-daya Tanaman Tropika, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya, 222.
- Suhardi., Muljoharjo, M., dan Rahayu, K., 1981. Usaha Peningkatan Pemanfaatan Jambu Mete: Pengaruh Perlakuan dan Pendinginan Jambu Mete terhadap Sari Buah yang Dihasilkan, Agritech, 2 (2) 20-24.
- Susmiati, T., 1988. Menentukan Kandungan Asam Fitat pada Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), Laporan Penelitian, Fak Kedokteran Hewan, UGM, Yogyakarta.
- Syamsuhidayat, S. S., dan Hutapea, J. R., 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia I, Depar-temen Kesehatan RI, Jakarta, 42.
- Tampubolon, O., 1995. Tumbuhan Obat Bagi Pencinta Alam, Penerbit Bhatara, Jakarta, 49.
- van Steenis, C.G.G.J., 1997. Flora Untuk Sekolah di Indonesia, PT Pradya Paramita, Jakarta, 261v.
- Yuswanto, Ag., 1984. Isolasi dan Karakterisasi Kandungan Berkhasiat sebagai Obat Cacing dari Kulit Buah Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), Laporan Penelitian, Fak Farmasi UGM, Yogyakarta.
salam hormat, saya berterimakasih skali atas info penting dari sebuah tanaman bermanfaat ini (jambu mate) sedang mengumpulkan data untuk jambu mete ini....sebagai bahan referensi untuk penelitian saya....saya mahasiswa pasca IPB saat ini sedang menyusun proposal rencana penelitian tentang jambu mete dan saya mengaplikasi sebagai pakan ternak...mohon di share informasi data tentang kandungan nutrisi, zat bioaktif, dan dll....ke email saya desup86@yahoo.com...saya haturkan terimakasih sebelumnya..
BalasHapus