Asetaminofen yang sering disebut orang dengan istilah Paracetamol merupakan golongan obat antipiretik-analgesik paling laku dan dianggap paling aman digunakan. Namun demikian analisis parasetamol untuk penetuan kontrol kualitas, uji farmakokinetik maupun penetapan waktu kedaluwarsa sangat diperlukan.
Metode analisis bisa menggunakan metode TLC (Thin Layer Chromatography) maupun HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Cara penetapan kadar parasetamol metode HPLC lengkap dengan kondisi operasional dan cara preparasi sampelnya adalah sebagai berikut :
Analisis campuran Asetaminofen, Kafein dan Dehidrokodein Fosfat
(dalam Sediaan Tablet)
Kondisi operasional alat instrumen HPLC menjadi seperti berikut :
Preparasi sampel:
Sebanyak 20 tablet ditimbang secara seksama lalu diserbuk halus. Sejumlah tertentu serbuk yang setara dengan 450 mg asetaminofen, 60mg kafein anhidrat, dan 9 mg dihidrokoein fosfat ditimbang secara seksama lalu dipindahkan ke dalam labu takar 50,0 mL dan diencerkan sampai batas tanda dengan metanol. Larutan selanjutnya diperlakukan dalam suatu penangas ultrasonik selama 30 menit. Setelah sentrifugasi selama 5 menit pada 2000 xg, sebanyak 5,0 mL supernatan ditambah dengan 5 ml larutan standar internal fenasetin yang berkonsentrasi 1 mg/mL. Larutan selanjutnya diencerkan sampai 50,0 mL dengan fase gerak.
Analisis Campuran Asetaminofen, Kafein dan Kodein Fosfat.
(Dalam sediaan tablet)
Untuk paracetamol dalam bentuk campuran dengan kafein dan codein phosphat, kondisi operasional alat menjadi seperti berikut :
Preparasi sampel:
Sebanyak 20 tablet yang mengandung parasetamol, kafein, dan kodein fosfat ditimbang secara seksama lalu diserbuk dalam mortir. Sejumlah tertentu serbuk yang setara dengan parasetamol (500 mg), kafein (15 mg), dan kodein fosfat (10 mg) ditimbang secara seksama lalu dilarutkan dalam 50 mL fase gerak dalam labu takar 100 mL. Setelah dijaga selama 5 menit dalam penangas ultrasonik, larutan ditepatkan sampai 100 mL. Sebanyak 5,0 mL larutan ini disaring melalui penyaring 0,45 mikron lalu diencerkan 10 kali dengan fase gerak dan diinjeksikan ke dalam sistem kromatografi.
Metode analisis bisa menggunakan metode TLC (Thin Layer Chromatography) maupun HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Cara penetapan kadar parasetamol metode HPLC lengkap dengan kondisi operasional dan cara preparasi sampelnya adalah sebagai berikut :
- Kolom : Hypercarb (10 cm x 0,46 cm i.d., yang dikemas dengan karbon grafit porous berukuran partikel 7 mikron).
- Fase gerak : asetonitril - bufer kalium fosfat 0,05 M (pH 5,5) (80:20 v/v) dan dihantarkan secara isokratik.
- Kecepatan alir fase gerak : 1,0 mL/menit.
- Volume injeksi : 20 μL
- Detektor : UV 244 nm
Pemisahan 4-aminofenol, parasetamol, dan 4-kloroasetanilid dengan sistem di atas. Puncak 1= 4-aminofenol, puncak 2 = parasetamol, dan puncak 3 = 4-kloroasetanilid.
|
Bila
menggunakan metode TLC, preparasi dan kondisi operasinya sebagai berikut :
Fase
diam : Silika gel
Fase
gerak : Heksan-aseton (75: 25)
Deteksi : UV
Penyiapan
sampel:
Sebanyak 1 g sampel dipindahkan ke dalam tabung
sentrifus gelas 15 mL bertutup rapat lalu ditambah dengan 5 mL eter, digojog
selama selama 30 menit, kemudian disentrifus selama 15 menit pada 1000 rpm.
(dalam Sediaan Tablet)
Kondisi operasional alat instrumen HPLC menjadi seperti berikut :
- Kolom : Chemcosorb 7-ODS-H ( 250 mm x 4,6 mm i.d; ukuran partikel 5 μm). Kolom diatur suhunya pada 400C.
- Fase gerak : metanol-larutan natrium 1-heptansulfonat 5 mM dalam air (2: 3) yang mengandung asam asetat 0,5 ml/L secara isokratik.
- Kecepatan alir fase gerak : 0,7 mL/menit.
- Volume injeksi : 20 μL
- Detektor : UV 286 nm
Jenis kromatogram asetaminofen (1), kafein (2), dehidrokodein fosfat (3), dan fenasetin (4) dalam larutan standar (a) dan dalam ekstrak sediaan tablet (b). |
Sebanyak 20 tablet ditimbang secara seksama lalu diserbuk halus. Sejumlah tertentu serbuk yang setara dengan 450 mg asetaminofen, 60mg kafein anhidrat, dan 9 mg dihidrokoein fosfat ditimbang secara seksama lalu dipindahkan ke dalam labu takar 50,0 mL dan diencerkan sampai batas tanda dengan metanol. Larutan selanjutnya diperlakukan dalam suatu penangas ultrasonik selama 30 menit. Setelah sentrifugasi selama 5 menit pada 2000 xg, sebanyak 5,0 mL supernatan ditambah dengan 5 ml larutan standar internal fenasetin yang berkonsentrasi 1 mg/mL. Larutan selanjutnya diencerkan sampai 50,0 mL dengan fase gerak.
Analisis Campuran Asetaminofen, Kafein dan Kodein Fosfat.
(Dalam sediaan tablet)
Untuk paracetamol dalam bentuk campuran dengan kafein dan codein phosphat, kondisi operasional alat menjadi seperti berikut :
- Kolom : μBondapack C8 ( 250 mm x 4,6 mm i.d; ukuran partikel 5 μm), yang dilengkapi dengan kolom pengaman Bondapak C18 10 mikron.
- Fase gerak : KH2PO4 0,01 M-metanol-asetonitril-isopropil alkohol (420: 20: 30: 30) dan dihantarkan secara isokratik.
- Kecepatan alir fase gerak : 1,0 mL/menit.
- Volume injeksi : 20 μL
- Detektor : UV 215 nm
Kromatogram kodein fosfat (I), parasetamol (II), dan kodein fosfat (III) dalam suatu formulasi tablet analgesik-antipiretik dengan menggunakan sistem kromatografi di atas. |
Sebanyak 20 tablet yang mengandung parasetamol, kafein, dan kodein fosfat ditimbang secara seksama lalu diserbuk dalam mortir. Sejumlah tertentu serbuk yang setara dengan parasetamol (500 mg), kafein (15 mg), dan kodein fosfat (10 mg) ditimbang secara seksama lalu dilarutkan dalam 50 mL fase gerak dalam labu takar 100 mL. Setelah dijaga selama 5 menit dalam penangas ultrasonik, larutan ditepatkan sampai 100 mL. Sebanyak 5,0 mL larutan ini disaring melalui penyaring 0,45 mikron lalu diencerkan 10 kali dengan fase gerak dan diinjeksikan ke dalam sistem kromatografi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar