Pages

Batas Pengukuran

Ada 2 kategori terkait dengan batas pengukuran. Yang pertama adalah batas deteksi (limit of detection) dan yang kedua adalah batas kuantifikasi (limit of quantification).

Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. LOD merupakan batas uji yang secara spesifik menyatakan apakah analit di atas atau di bawah nilai tertentu. Sebagai contoh, batas deteksi merupakan banyaknya sampel yang menunjukkan respon (S) 3 kali terhadap derau (N) atau LOD = 3 S/N.

Batas kuantifikasi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan. Sebagaimana LOD, LOQ juga diekspresikan sebagai konsentrasi (dengan akurasi dan presisi juga dilaporkan). Kadang-kadang rasio signal to noise 10: 1 digunakan untuk menentukan LOQ. Perhitungan LOQ dengan rasio signal to noise 10: 1 merupakan aturan umum, meskipun demikian perlu diingat bahwa LOQ merupakan suatu kompromi antara konsentrasi dengan presisi dan akurasi yang dipersyaratkan. Jadi, jika konsentrasi LOQ menurun maka presisi juga menurun. Jika presisi tinggi dipersyaratkan, maka konsentrasi LOQ yang lebih tinggi harus dilaporkan.

Protokol Validasi Metode
Contoh protokol ini adalah pengujian senyawa obat dalam sediaan tablet dengan HPLC fase terbalik. Meskipun demikian, prinsip-prinsip umum dapat diaplikasikan untuk analisis yang lain dan metode yang lain, misalnya pengujian kemurnian suatu obat dengan HPLC, dan juga penentuan pengotor dalam jumlah sekelumit dengan HPLC dan GC.

Caranya :
Dengan menggunakan larutan baku senyawa obat yang menghasilkan rasio signal to noise (S/N) paling sedikit 30, lakukan pengenceran sampel dan buatlah pengukuran berlipat (paling sedikit 6 kali injeksi masing-masing larutan yang konsentrasinya berbeda) dengan metode analisis, misalkan dengan HPLC. Lanjutkan proses ini sampai salah satu keadaan berikut terjadi:

a. Rasio S/N kurang lebih 10.
b. Presisi (SD) terhitung untuk serangkaian 6 pengukuran ≤ 3%.

Referensi :
  1. Swartz, M.E., and Krull, I.S., 1997, Analytical Method Development and Validation, Marcell Dekker, USA.
  2. Snyder, L. R., Kirkland, S.J., and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC Method Development, John Wiley & Son, New York.

1 komentar: